Muslimah Uighur Diperkosa Massal di Kamp Pengungsian, AS 'Sangat Terganggu'

- 4 Februari 2021, 19:09 WIB
Wanita Muslim Uighur
Wanita Muslim Uighur /(Reuters/Petar Kujundzic/yus4)/

PR PANGANDARAN – Amerika Serikat (AS) diketahui ‘sangat terganggu’ dengan laporan pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Lebih lanjut sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters diketahui Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa harus ada konsekuensi serius atas kekejaman yang dilakukan di sana.

Sebuah laporan media online internasional pada Rabu pagi mengatakan wanita di kamp menjadi sasaran pemerkosaan, pelecehan seksual dan penyiksaan.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Inggris Prediksi Covid-19 akan Berakhir pada Tahun 2024 dan Dunia Kembali Normal

"Beberapa mantan tahanan dan seorang penjaga mengatakan bahwa mereka mengalami atau melihat bukti dari sistem pemerkosaan massal, pelecehan seksual, dan penyiksaan yang terorganisir," ujar penyiar BBC sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.

Lebih lanjut juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan terganggu dengan peristiwa tersebut.

"Kami sangat terganggu dengan laporan, termasuk kesaksian langsung, pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang," ujarnya.

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi Pernikahan ke-24, Ini Alasan Ridwan Kamil Beri Bu Cinta Hadiah Sepeda Motor

Juru bicara itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Tiongkok telah melaukan kejahatan kemanusiaan serta melakukan Genosida di Xinjiang.

"Kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus dihadapi dengan konsekuensi serius,” sambungnya.

Sementara itu pejabat Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya harus mengizinkan penyelidikan pengamat internasional atas tuduhan pemerkosaan di Xinjiang.

Baca Juga: Suami Malaysia Tagih Rp35 Ribu karena Bantu Istrinya Masak, Ini Balasan Sang Istri

Pejabat Tiongkok itu juga mengatakan bahwa pihaknya akan berbicara Amerika Serikat mengenai peristiwa tersebut, serta membahas perihal pertanggung jawaban dan juga pencegahan pelanggaran serupa terulang di masa depan.

Lebih lanjut diketahui Tiongkok sebelumnya menyangkal tuduhan pelanggaran di Xinjiang.

Tiongkok mengatakan bahwa kompleks yang didirikannya di wilayah tersebut menyediakan pelatihan membasmi ekstremisme dan separatisme Islam.

Baca Juga: Sempat Bungkam, Ayu Ting Ting Buka Suara Soal Batal Menikah: Saya Sudah Memutuskan...

Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan laporan berita internasional itu mengatakan bahwa orang-orang yang diwawancarai terbukti sebagai aktor yang menyebarkan informasi palsu.

Pemerintahan Biden dengan cepat mendukung keputusan pemerintahan Trump bahwa Tiongkok telah melakukan genosida di Xinjiang.

Diketahui sebelumnya, tahun lalu, sebuah laporan oleh seorang peneliti Jerman yang diterbitkan oleh Washington mengatakan bahwa Tiongkok melakukan sterilisasi paksa, aborsi paksa, dan keluarga berencana yang memaksa terhadap Muslim di Xinjiang.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah