Tahanan Muslim Dicap Teroris Ini Kirim Surat ke Joe Biden, Sampaikan Cerita Pahit Jadi Korban Salah Tangkap

- 6 Februari 2021, 15:05 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Tangkap layar YouTube/euronews

PR PANGANDARAN - Orang yang terlihat kirim surat kepada Joe Biden tersebut adalah Ahmed Rabbani. Ia adalah seorang Pakistan yang kini menjadi tahanan muslim karena disangka sebagai teroris.

Ahmed Rabbani adalah seorang sopir taksi muslim dari Karachi yang telah menjadi tahanan muslim di kamp penahanan Teluk Guantánamo sejak 2004. Secara jelas, ia sendiri tidak pernah dituduh melakukan kejahatan teroris, sehingga ia mengirim surat kepada Joe Biden.

Dalam surat kepada presiden terpilih Joe Biden, Ahmed Rabbani menceritakan tuduhan teroris terjadi saat dirinya menjadi korban penculikan pada tahun 2002. Kemudian ia dijual kepada Amerika Serikat dan disiksa oleh CIA selama 540 hari di "Penjara Gelap" di Afganistan.

Baca Juga: Amiruddin Bagus Kahfi Al-Fikri Resmi Direkrut FC Utrecht Belanda, Irfan Bachdim: Saya Bangga sama Kamu

Kepada mereka, ia sendiri mengaku hanya sopir taksi tapi mereka tetap mengiranya salah satu teroris dari jaringan Al-Qaeda.

Dalam surat yang dipublikasi oleh The Independent pada akhir Januari 2021 ini, Ahmed Rabbani menulis surat via lembaga non-profit Hak Asasi Manusia, Reprieve.

Ahmed meminta empati kepada Biden sebagai orang yang sama-sama memiliki keluarga yang jauh, jika Ahmed karena jarak, Biden ditinggalkan karena keluarganya meninggal.

“Presiden Biden minggu ini mengambil sumpahnya sebagai presiden Amerika Serikat ke-46. Dia adalah seseorang yang telah mengalami tragedi pribadinya: pertama kehilangan istri dan putrinya pada tahun 1972 karena kecelakaan, dan kemudian putranya Beau karena tumor otak,” ujarnya.

Baca Juga: Air Kencing Unta Kembali Viral di Arab, Disajikan Cafe 'Islami' dan Memicu Kontroversi Dunia

Ia melanjutkan, “Dia merasakan begitu banyak rasa sakit; Saya berharap itu berarti dia akan memahami milik saya. Dua dekade terakhir hidup saya adalah mimpi buruk tanpa akhir - dan yang terburuk adalah keluarga saya juga terjebak di dalamnya”.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Independent


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah