AS Tolak Cabut Sanksi Ekonomi Iran, Teheran Harus Berhenti Perkaya Uranium untuk Kembali ke Kesepakatan Nuklir

- 8 Februari 2021, 18:15 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Tangkap layar YouTube/euronews

PR PANGANDARAN - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pihaknya tidak akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran untuk membawa Teheran kembali ke meja perundingan, meski harus membahas bagaimana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Lebih lanjut, lansiran video yang dirilis oleh CBS News pada Minggu menyebutkan jawaban Biden saat ditanya apakah Amerika Serikat akan mencabut sanksi terlebih dahulu untuk membawa Iran kembali ke meja perundingan.

Saat itu Biden menjawab "tidak" dalam wawancara itu, tetapi Biden juga mengangguk ketika ditanya apakah "mereka harus berhenti memperkaya uranium dulu."

Baca Juga: Seorang Jutawan Terpaksa Hancurkan Rumah Mewahya Seharga Rp896 Miliar Hanya Gara-gara Lupa

Tidak jelas apa yang dia maksud, karena Iran diizinkan untuk memperkaya uranium berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 dalam batas tertentu.

Sebelumnya pada hari Minggu, TV Pemerintah Iran melaporkan bahwa pemimpin tertinggi mendesak Amerika Serikat untuk mencabut semua sanksi jika ingin Iran memenuhi komitmen di bawah kesepakatan nuklirnya dengan kekuatan dunia, dalam komentar pertamanya tentang masalah tersebut sejak Biden menjabat.

"Jika (AS) ingin Iran kembali ke komitmennya, ia harus mencabut semua sanksi dalam praktiknya, kemudian kami akan melakukan verifikasi ... kemudian kami akan kembali ke komitmen kami," demikian TV pemerintah Iran melaporkan pernyataan Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Indonesia Bebas Covid-19 10 Tahun Lagi, Media Asing: Vaksinasi Kalah Cepat dari Negara Lain!

Sedangkan merunut ke belakang, Mantan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS pada 2018 dari kesepakatan nuklir, seketika membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Biden mengatakan dia akan berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu, tetapi bersikeras bahwa Iran pertama-tama harus membalikkan langkah-langkah nuklirnya, menciptakan perselisihan keinginan antar negara.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Haaretz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah