Hal ini memberi tahu para pemilih bahwa darah Palestina adalah tabu dalam masyarakat Palestina, dan dialog adalah satu-satunya metode yang dapat diterima untuk menyelesaikan perselisihan internal Palestina.
Selain itu, Hamas berjanji untuk menghentikan "penangkapan politik" dan berjanji untuk "melindungi lembaga masyarakat sipil."
Namun pada Juli 2007, kelompok itu melancarkan kudeta yang kejam terhadap Otoritas Palestina dan menguasai Jalur Gaza. Puluhan warga Palestina tewas dalam kekerasan itu.
Sejak itu Hamas telah menangkap ribuan warga Palestina, terutama yang berafiliasi dengan saingannya di Fatah, selain jurnalis, aktivis politik, pembela hak asasi manusia, dan pekerja masyarakat sipil.
Kampanye pemilu 2006 Hamas juga berfokus pada korupsi, sebuah masalah yang telah mengganggu banyak orang Palestina sejak dimulainya Otoritas Palestina pada tahun 1994.
“Dana publik adalah hak semua rakyat Palestina dan harus digunakan dalam mendanai pembangunan Palestina yang komprehensif dengan cara yang mencapai keadilan dari penyalahgunaan, korupsi dan penggelapan,” tegas Hamas dalam program pemilihannya.
Ia berjanji untuk memerangi korupsi "dalam segala bentuknya dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas."
Para pemimpin Hamas dijadwalkan berpartisipasi dalam pertemuan beberapa faksi Palestina, yang akan diadakan di Kairo pada Senin, untuk membahas persiapan pemilihan parlemen, presiden dan Dewan Nasional Palestina (PNC).
Artikel Rekomendasi