Virus Nipah Sebabkan Kematian hingga 75 Persen, Dunia Bersiap untuk Pandemi Selanjutnya

- 21 Februari 2021, 10:45 WIB
Ilustrasi virus nipah dari China yang kembali menjadi ancaman dunia.
Ilustrasi virus nipah dari China yang kembali menjadi ancaman dunia. /Pixabay/Tumisu/Pixabay

“Tingkat kematian untuk virus ini antara 45 persen dan 75 persen tergantung pada wabahnya jadi ini jauh lebih tinggi daripada Covid-19," tambahnya lagi.

Nipah telah terbukti menyebar melalui makanan, serta melalui kontak dengan kotoran manusia atau hewan.

"Masa inkubasi Nipah bisa sangat lama, dan tidak jelas apakah penularan bisa terjadi selama ini," jelasnya.

Baca Juga: Keluarga Vicky Prasetyo Blak-blakkan Alasan Batal Menikahi Kalina: Bukan Nikah Siri, jadi Harus Ada...

Dr Jonathan Epstein, wakil presiden untuk sains dan penjangkauan di EcoHealth Alliance, menambahkan bahwa pihaknya mengetahui sangat sedikit variasi dari virus Nipah pada kelelawar.

“Kami tahu sangat sedikit tentang variasi genetik dari virus terkait Nipah pada kelelawar, dan apa yang kami tidak ingin terjadi adalah munculnya galur itu lebih menular di antara orang-orang," katanya.

“Sejauh ini, Nipah menyebar di antara kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, terutama seseorang dengan penyakit pernapasan melalui droplet, dan kami umumnya tidak melihat rantai penularan yang besar," tambahnya.

Baca Juga: Bansos BST Rp300 Ribu Cair? Ambil Sekarang di Kantor Pos dengan Cara Berikut

“Namun, jika diberi cukup kesempatan untuk menyebar dari kelelawar ke manusia, dan di antara manusia, strain bisa muncul yang lebih baik beradaptasi untuk menyebar di antara manusia," katanya.

"Ini adalah virus zoonosis yang mengetuk pintu, dan kami harus benar-benar bekerja sekarang untuk memahami di mana kasus manusia terjadi, dan mencoba untuk mengurangi peluang penyebaran, sehingga tidak pernah mendapat kesempatan untuk beradaptasi dengan manusia," jelasnya.

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Express


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x