Dr Melanie Saville, direktur penelitian dan pengembangan vaksin di Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), memperingatkan bahwa dunia perlu bersiap untuk 'yang besar' berikutnya.
Baca Juga: Lagu 'Gethuk' Disebut Ciptaan Didi Kempot, Anak Legend Manthous Protes: Kayak Musisi Jawa Dikit Aja!
Virus Nipah telah ditandai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam daftar patogen yang membutuhkan penelitian dan pengembangan segera.
Kelelawar buah adalah inang alami virus. Ini dapat ditularkan ke manusia dari hewan seperti kelelawar atau babi, atau makanan yang terkontaminasi.
Virus Nipah yang diperkirakan memiliki angka kematian 40 persen hingga 75 persen juga bisa menular langsung antar manusia.
Baca Juga: 2 Orang Indonesia yang Mengaku Bunuh Pria Aceh dan Minum Darahnya Ternyata Bikin Video Ancaman
Telah terjadi sejumlah wabah virus mematikan tersebut, yang pertama kali teridentifikasi di Malaysia pada tahun 1999, di Asia.
Penyakit tersebut bisa menyebabkan gangguan pernafasan dan pembengkakan pada otak. Saat ini tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia.***
Artikel Rekomendasi