PR PANGANDARAN – Semua berawal ketika seorang pengguna Twitter bertanya kepada Menteri Agama Malaysia, Datuk Dr Zulkifli Mohamad al-Bakri tentang pendapatnya mengenai sekolah yang memaksa siswi muslim menunjukkan darah haidnya kepada kepala sekolah atau guru mereka.
Aksi memaksa siswi muslim menunjukkan darah haid itu dilakukan sebagai bukti bahwa mereka tidak akan bisa berdoa atau berpuasa.
Seorang gadis mengungkapkan bahwa para Ustazah (guru agama Muslim wanita) akan menyentuh pantat siswa perempuan untuk memeriksa apakah mereka mengenakan pembalut, seolah memastikan menunjukkan darah haid.
“Saya membenci ini dari lubuk hati saya dan telah memutuskan untuk tidak pernah mengirim anak-anak saya ke sekolah-sekolah itu,” ujar tentang cerita dipermalukan saat haid tersebut.
Baca Juga: Empat Hari Berturut-turut, Saham Inggris Terjun Bebas Penurunan hingga 140 Poin
Seorang siswa berada di sekolah berasrama akan membuat gadis-gadis itu berbaris dan membuat mereka melepas pakaian dalam di depannya.
“Sejujurnya itu hanya mengacaukan apa yang harus dialami anak-anak atas nama agama. Sejujurnya kami perlu melindungi anak-anak dari orang-orang seperti ini," katanya.
Sementara seorang siswi berkata ketika dia berada di sekolah dasar, dia tidak memiliki banyak pengetahuan tentang menstruasi.
Dia dipermalukan di depan semua orang, ketika ia sedang menstruasi.
Artikel Rekomendasi