Joe Biden Setuju AS Jual Senjata Canggih ke Israel Senilai Rp10,5 Triliun, Gedung Putih: Kami Mitra

- 18 Mei 2021, 16:55 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. /REUTERS/Jonathan Ernst.

PR PANGANDARAN - Belum lama ini Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden setuju untuk jual senjata canggih ke Israel senilai Rp10,5 triliun.

Tak tanggung-tanggung, Joe Biden setuju AS jual senjata canggih ke Israel senilai Rp10,5 triliun yang termasuk rudal presisi.

Joe Biden setuju AS jual senjata canggih ke Israel senilai Rp10,5 triliun, Gedung Putih tegaskan kalau keduanya merupakan mitra.

Baca Juga: Hanung Bramantyo Tiba-tiba Jual Motor Kesayangannya, Zaskia Adya Mecca Heran: kok Bawa-bawa Istri?

Gencatan senjata antara Israel dan Palestina tampaknya cuma angin lalu usai penjualan senjata senilai $735 juta (setara Rp10,5 triliun) ke Israel yang disetujui bulan lalu oleh Joe Biden.

Pada 5 Mei 2021 lalu, beberapa hari sebelum meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina, ketua Komite Kongres baru diberi tahu soal penjualan senjata itu.

Sementara itu, sewaktu ditanya oleh wartawan pada soal penjualan senjata yang direncanakan, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki tunduk kepada Departemen Luar Negeri.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Akhirnya Buka Suara Usai Dituduh Pernah Jadi Istri Siri Uje

Pihaknya telah mengumumkan penjualan senjata di masa depan. Dia melakukannya mengingat lantaran hubungan berkelanjutan yang kuat antara AS dan Israel.

"Kami memiliki hubungan dan kemitraan keamanan strategis yang berkelanjutan dan patuh dengan Israel," kata Psaki, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Newsweek pada Senin, 17 Mei 2021.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menuturkan bahwa mekanisme penjualan senjata itu terbilang tertutup bagi publik. Termasuk di kalangan para pejabat AS.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru Mei 2021: RSU Dadi Keluarga Ciamis Cari Juru Masak hingga Desain Grafis

"Dibatasi di bawah undang-undang dan peraturan Federal untuk mengomentari atau mengonfirmasi rincian aktivitas perizinan secara terbuka terkait dengan penjualan komersial langsung dari artikel atau layanan pertahanan yang dikontrol ekspor," tuturnya.

Kendati demikian, berhubung kekerasan bersenjata yang tengah berkecamuk antara Israel dan Palestina, sang juru bicara mengungkapkan seruan untuk de-eskalasi.

Seruan itu dipengaruhi oleh pemerintahan Biden yang juga bekerja dengan negara-negara kawasan dalam upaya menyelesaikan krisis di Timur Tengah.

Baca Juga: Ariana Grande dan Dalton Gomez Menikah, Reaksi Pete Davidson Diungkap Sosok Ini

"Kami tetap sangat prihatin tentang kekerasan saat ini dan bekerja untuk mencapai ketenangan yang berkelanjutan," ungkapnya.

Kekerasan bersenjata yang kian memanas baru-baru ini menjadi konflik terburuk antara Israel dan faksi Palestina selama bertahun-tahun

Perhatian internasional tersita dengan salah satu serangan bom Israel terhadap Menara Al-Jalaa di Gaza, kantor outlet media terkemuka seperti The Associated Press dan Al Jazeera.

Baca Juga: Anisa Rahma Prihatin dengan Anak-anak Palestina: Tidur Saja Mereka Tak Tenang

Serangan dramatis terhadap gedung tersebut menurut Israel adalah sasaran yang diperbolehkan lantaran mereka menuding di sana lah tersimpan aset militer milik intelijen militer Hamas.

Rekaman serangan tersebut juga berhasil mengungkap bahwa amunisi yang digunakan Israel termasuk dalam jenis penjualan senjata yang diusulkan Biden ke Israel.***

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: News Week


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x