Dia menuduh Tiongkok terus 'memaksa dan mengintimidasi negara-negara pesisir Asia Tenggara, mengancam kebebasan navigasi di jalur global yang kritis ini'.
“Amerika Serikat menegaskan kembali kebijakan 13 Juli 2020 mengenai klaim maritim di Laut China Selatan,” katanya, merujuk pada pernyataan asli Pompeo.
“Kami juga menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan meminta komitmen pertahanan bersama AS," ungkapnya.
Pasal IV Traktat Pertahanan Bersama AS-Filipina tahun 1951 mewajibkan kedua negara untuk saling membantu jika terjadi serangan.
Sebelum pernyataan Pompeo, kebijakan AS adalah bersikeras bahwa perselisihan maritim antara Tiongkok dan tetangganya yang lebih kecil diselesaikan secara damai melalui arbitrase yang didukung PBB.
Baca Juga: Kim Jong Kook dan Yang Se Chan Blak-blakkan Soal Menjadi Lajang di Running Man
Pergeseran tersebut tidak berlaku untuk sengketa fitur daratan yang berada di atas permukaan laut, yang dianggap bersifat 'teritorial'.
Meskipun AS terus tetap netral dalam sengketa teritorial, AS secara efektif memihak Filipina, Brunei, Indonesia, Malaysia dan Vietnam, yang semuanya menentang penegasan kedaulatan Tiongkok atas wilayah maritim di sekitar pulau, terumbu karang, dan beting Laut China Selatan yang diperebutkan.
Tiongkok bereaksi dengan marah terhadap pengumuman pemerintahan Trump dan kemungkinan akan sama kesalnya dengan keputusan pemerintahan Biden untuk mempertahankan dan memperkuatnya.
Artikel Rekomendasi