'Tren Berbahaya', WHO Ingatkan untuk Tidak Mencampur Vaksin Covid-19 dari Berbagai Produsen

- 13 Juli 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. WHO minta dosis vaksin dari produsen berbeda jangan dicampur.
Ilustrasi vaksin Covid-19. WHO minta dosis vaksin dari produsen berbeda jangan dicampur. /Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

PR PANGANDARAN - Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 12 Juli 2021 untuk tidak mencampur vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.

Lebih lanjut, WHO menyebutnya sebagai 'tren berbahaya' karena hanya ada sedikit data yang tersedia tentang dampak kesehatan mencampur vaksin Covid-19.

"Ini sedikit tren berbahaya di sini. Kami berada di zona bebas data, bebas bukti sejauh mencampur dan mencocokkan," kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan dalam briefing online, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.

Baca Juga: dr. Lois Sebut Pasien Covid-19 Meninggal Karena Obat, dr.Tirta: Tingkat Kesembuhan 80-90 Persen Kalau...

Soumya mengatakan penelitian sedang berlangsung tetapi mengutip temuan awal dari Universitas Oxford di mana para peneliti menemukan jadwal vaksinasi campuran.

Vaksinasi campuran yang dilakukan itu dari jab AstraZeneca yang dikembangkan bersama oleh Oxford diikuti oleh vaksin Pfizer 'menginduksi antibodi dan respons sel T yang lebih tinggi', daripada urutan terbalik, per a melepaskan.

Namun, 'respons antibodi tertinggi terlihat setelah jadwal Pfizer-BioNTech dua dosis, dan respons sel T tertinggi dari Oxford-AstraZeneca diikuti oleh Pfizer-BioNTech', bunyi rilis tersebut.

Baca Juga: Perbedaan Pendapat dr.Lois Dibungkam, dr. Tirta Tegas Membantah: Hoaks Itu Nggak Wajar dan Berbahaya Bro!

Seorang penyelidik percobaan yang terlibat dengan studi AstraZeneca-Pfizer, Matthew Snape, profesor di bidang pediatri dan vaksinologi di University of Oxford, mencatat pada saat rilis pracetak bahwa rejimen vaksin campuran-dan-cocok dapat memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam peluncuran global.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS Fox News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x