Mengendap dalam Gletser di Tibet, Ilmuwan Ini Temukan 28 Virus Asing Berusia 15 Ribu Tahun

- 23 Juli 2021, 11:30 WIB
Sejumlah ilmuwan temukan 28 virus berusia 15 ribu tahun yang mengendap di dalam gletser Dataran Tinggi Tibet.
Sejumlah ilmuwan temukan 28 virus berusia 15 ribu tahun yang mengendap di dalam gletser Dataran Tinggi Tibet. /Pexels/@dsd

PR PANGANDARAN - Para ilmuwan yang mempelajari gletser telah menemukan virus berusia sekitar 15.000 tahun dari dua sampel es yang mereka kumpulkan dari Dataran Tinggi Tibet di China, yang sebagian besar belum diketahui manusia hingga saat ini.

Adapun temuan virus berusia sekitar 15.000 tahun dari dua sampel es di Dataran Tinggi Tibet itu diterbitkan dalam jurnal Microbiome, yang mana itu dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana virus berevolusi selama berabad-abad.

Para ilmuwan juga mampu menciptakan metode ultra-bersih baru untuk menganalisis temuan mikroba dan virus dalam es yang diambil dari Dataran Tinggi Tibet tanpa mencemarinya.

Baca Juga: 'Lebih Agresif', Varian Delta Picu Lonjakan Covid-19 di AS hingga Rumah Sakit Terisi Penuh

Kemudian, para ilmuwan juga menganalisis inti es yang diambil pada tahun 2015 dari lapisan es Guliya di China barat, tepatnya ini diambil dari puncak Guliya yang memiliki ukuran 22.000 kaki di atas permukaan laut.

Dijelaskan bahwa lapisan es yang terakumulasi setiap tahun dapat menjebak benda-benda di dalamnya.

Bahkan,, lapisan-lapisan es ini membentuk garis waktu yang sekarang digunakan para ilmuwan untuk memahami lebih banyak tentang perubahan iklim, mikroba, virus, dan gas sepanjang sejarah.

Penanggalan inti menggunakan kombinasi teknik konvensional dan baru, analisis mengungkapkan bahwa es berusia hampir 15.000 tahun.

Baca Juga: Pangeran Azim, Putra Sultan Hassanal Bolkiah Meninggal Dunia Karena Ini hingga 7 Hari 7 Malam Warga Melayat

Namun, bersamaan dengan ini, mereka menemukan kode genetik untuk 33 virus yang terdiri dari empat telah diidentifikasi oleh komunitas ilmiah, sedangkan 28 lainnya baru dan tidak diketahui manusia.

Menurut para ilmuwan itu, sejumlah virus itu mungkin bertahan pada saat membeku, sebenarnya karena es.

Namun begitu, virus tidak benar-benar memiliki gen universal yang sama, sehingga para ilmuwan belum benar-benar dapat menamainya.

Untuk membandingkan virus baru dengan yang diketahui, para ilmuwan membandingkan set gen yang dikatalogkan dalam database ilmiah, terutama untuk virus yang sudah dikenal.

Baca Juga: Selalu Gelap Sepanjang Hari, Kota Rjukan di Norwegia Dapatkan Sinar Matahari dari Ide Cermin Ini

Keempat virus yang tampak akrab sebenarnya milik keluarga virus yang biasanya menginfeksi bakteri.

Para peneliti menemukan virus dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah dari tingkat normalnya ketika terdeteksi di tanah atau laut.

Analisis peneliti menyoroti fakta bahwa virus kemungkinan berasal dari tanah atau tumbuhan dan bukan berbasis hewan atau manusia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah