Pneumonia Antraks Kembali, Beijing Laporkan Satu Pasien dengan Riwayat Kontak dari Hewan

- 10 Agustus 2021, 12:10 WIB
Beijing melaporkan adanya satu pasien pneumonia antraks yang memiliki riwayat kontak dari hewan, sehingga dia pun segera dikarantina.
Beijing melaporkan adanya satu pasien pneumonia antraks yang memiliki riwayat kontak dari hewan, sehingga dia pun segera dikarantina. /Unsplash/engin akyurt

PR PANGANDARAN - Belum lama ini, Beijing melaporkan seorang pasien pneumonia antraks yang memiliki riwayat kontak dengan sapi, domba, dan produk yang berasal dari hewan.

Diketahui pasien pneumonia antraks itu berasal dari Chengde di Provinsi Hebei China Utara, kemudian diangkut ke Beijing melalui ambulans untuk dikarantina.

Lebih lanjut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing (CDC Beijing) menyebut pasien pneumonia antraks itu baru dikarantina setelah empat hari menunjukkan gejala yang mematikan.

Baca Juga: Millen Cyrus Ngaku Ingin Menikah di Usia 25 Tahun, Anang Hermansyah Kaget Tipe Idaman Keponakannya

Sebagai informasi, antraks sangat mematikan jika tidak ditangani dengan benar karena ada patogen penyebabnya, Bacillus anthracis, yang pernah dikembangkan menjadi senjata biokimia dan telah digunakan pada abad ke-20.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Science Focus, sebuah jurnal dari Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, Jepang menggunakan antraks sebagai senjata biokimia dalam Perang Dunia II.

Adapun antraks lazim di antara sapi dan domba, tetapi manusia biasanya terinfeksi setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit atau produk yang terkontaminasi.

Sedangkan cara infeksi yang paling umum, 95 persen dari kasus yang dilaporkan, adalah kontak kulit, yang dapat menyebabkan lecet dan nekrosis kulit, kata CDC Beijing.

Baca Juga: Tuduhan Park Jihoon Selingkuh Terungkap, Ternyata Hanya Rekayasa

Namun yang paling berbahaya adalah pneumonia antraks, ketika seorang pasien menghirup debu yang mengandung Bacillus anthracis dan terinfeksi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x