Sebut Bantuan China Lebih Manusiawi, Warga Afghanistan: AS Tidak Bantu, Malah Buat Masalah!

- 23 Agustus 2021, 21:35 WIB
Seorang warga Afghanistan sebut bantuan China lebih manusiawi ketimbang AS yang justru hanya buat masalah.
Seorang warga Afghanistan sebut bantuan China lebih manusiawi ketimbang AS yang justru hanya buat masalah. /Pixabay/Chicken Online

PR PANGANDARAN - Setelah penarikan pasukan AS membuat Taliban berhasil menguasai Afghanistan kembali, rupanya ada pengakuan dari salah satu warga Afghanistan yang lebih suka AS pergi dari negaranya dan mengakui bantuan China lebih manusiawi.

Lebih lanjut, warga Afghanistan itu adalah seorang pengusaha, Qayoum Azimi yang selalu berurusan dengan China yang bersedia membantu Afghanistan, sehingga ia pun lantang menyebut pasukan AS hanya orang jahat yang bergerak menolong dengan kepentingan sendiri.

Diketahui, Qayoum Azimi adalah warga Afghanistan yang lahir di provinsi Parwan dan dibesarkan di ibu kota Kabul. Sejak 1980-an, keluarga Azimi mulai membeli komoditas seperti sepeda dan kunci gerbang di China untuk dijual di Afghanistan.

Baca Juga: Sedang Tayang Ikatan Cinta 23 Agustus 2021: Labrak Nino, Aldebaran Ingatkan Masa Lalu Andin Hamil Sendirian

Untuk memperluas bisnis keluarga, Azimi datang ke China pada tahun 1998 dan sekarang menjadi presiden perusahaannya, Grup Azimi Brother.

Azimi memiliki lebih dari 100 kerabat yang tinggal di Kabul, sehingga mengatakan saat Taliban menyerbu ke ibukota, situasi jaminan sosial memburuk, tetapi kini situasi kembali stabil, bahkan beberapa pasar kembali beroperasi.

Kemudian dia pun mengomentari adegan putus asa orang-orang Afghanistan yang naik ke pesawat Angkatan Udara AS yang bergerak dalam upaya untuk melarikan diri dari negara itu, bahwa mereka yang melarikan diri ke AS atau Eropa hanya akan dianggap sebagai parasit oleh penduduk setempat.

Baca Juga: Sedang Berlangsung Ikatan Cinta 23 Agustus 2021: Aldebaran Peringatkan Nino yang Berulah pada Andin

"Banyak dari orang-orang ini tidak pernah meninggalkan Afghanistan dan tidak tahu apa dunia luar itu. Mereka berpikir bahwa AS atau Eropa adalah surga," katanya.

"Saya telah mengunjungi lebih dari 60 negara dan wilayah termasuk AS dan Kanada. Saya tahu mereka tidak akan diterima di negara-negara ini. Penduduk setempat akan memandang rendah mereka dan menganggap mereka parasit."

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x