Keputusan Biden di Afghanistan Tuai Kontroversi, Senator Republik: Ketidakhormatan Adalah Pilihan Presiden

- 31 Agustus 2021, 14:00 WIB
Senator Partai Republik AS angkat bicara soal keputusan Joe Biden di Afghanistan yang menuai kontroversi dalam negeri.
Senator Partai Republik AS angkat bicara soal keputusan Joe Biden di Afghanistan yang menuai kontroversi dalam negeri. /Reuters

PR PANGANDARAN – Keputusan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menarik militernya dari Afghanistan menuai kontroversi dalam negeri.

Kritik tajam dari berbagai pihak menghantam keputusan yang diambil oleh Joe Biden terkait Afghanistan tersebut.

Salah satu kritikan datang dari Senator Partai Republik Ben Sasse. Ben Sasse menilai keputusan yang diambil oleh Joe Biden terkait Afghanistan sebagai bentuk kegagalan.

Baca Juga: Garena Rilis Kode Redeem FF 'Free Fire' Lainnya Hari Ini dan Bisa Kamu Klaim Segera!

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters, kritikan tajam dilontarkan kepada Joe Biden atas putusannya terhadap Afghanistan.

Ben Sasse menilai tindakan Joe Biden sebagai ‘aib nasional’ serta ketidakmampuan mengatasi permasalahan yang ada di Afghanistan.

"Presiden membuat keputusan yang secara moral tidak dapat dipertahankan untuk meninggalkan orang Amerika. Ketidakhormatan adalah pilihan presiden," katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Amerika Serikat Selesai Tarik Pasukan dari Afghanistan, Taliban: Kami Memperoleh Kemerdekaan Penuh

Sementara Senator Demokrat, Sheldon Whitehous, mengapresiasi kerja keras para diplomat, militer, dan pihak lain yang terlibat di Afghanistan.

"Bravo untuk diplomat, militer, dan badan intelijen kami,” kata Sheldon Whitehouse di Twitter.

Lebih lanjut, Sheldon pun memuji tindakan yang dilakukan oleh Joe Biden.

Baca Juga: Ivan Gunawan Sukses Turunkan Berat Badan 20 Kg Kurang dari 2 Bulan, Ungkap Rahasia: Nggak Main Sendiri

“Pengangkutan udara 120.000 orang dalam situasi berbahaya dan penuh gejolak itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain," katanya.

Diketahui Amerika Serikat telah mencapai tujuannya dalam menggulingkan Taliban pada tahun 2001.

Hal itu disebabkan Taliban dianggap menyembunyikan Al Qaeda yang disebut sebagai ‘dalang’ serangan 11 September di Amerika Serikat.

Baca Juga: WHO dan UNICEF Menuntut agar Sekolah di Eropa Tetap Buka dan Dibuat Lebih Aman dari Covid-19

20 tahun sejak Amerika Serikat menetapkan tujuannya melumpuhkan Taliban, banyak korban jiwa bergelimpangan.

Hampir 2.500 nyawa tentara Amerika Serikat melayang atas peristiwa tersebut. Sementara warga sipil Afghanistan yang menjadi korban berjumlah 240.000 jiwa.

Konflik 20 tahun ini pun menelan biaya hingga sekira $2 triliun atau setara dengan sekira Rp28.6 triliun.

Berakhirnya kekuasaan Amerika Serikat di Afghanistan ditandai dengan penarikan pasukan militer dan evakuasi masyarakat sipil yang ada di sana.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x