'AS Bisa Mengulang Tragedi 9/11 Lagi', Ini Peringatan Pakistan Usai Afghanistan Dikuasai Taliban

- 1 September 2021, 21:45 WIB
Pakistan beri peringatan untuk AS bisa mengulang tragedi 11 September 2021, tepatnya sejak Taliban kembali meguasai Afghanistan.
Pakistan beri peringatan untuk AS bisa mengulang tragedi 11 September 2021, tepatnya sejak Taliban kembali meguasai Afghanistan. /PIXABAY

PR PANGANDARAN - Seorang penasihat keamanan nasional Pakistan telah mengeluarkan peringatan kepada AS yang bisa menghadapi tragedi 11 September lagi setelah meninggalkan Afghanistan untuk kedua kalinya.

Dr Moeed Yusuf, sang penasihat keamanan nasional Pakistan memberi peringatan adanya kemungkinan tragedi 11 September yang terulang, bukan tanpa sebab, tetapi ini setelah melihat koalisi internasional berjuang untuk mengeluarkan pasukan AS yang tersisa dari Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Selain berkemungkinan alami tragedi 11 September lagi, penasihat keamanan nasional Pakista itu juga menyebut pasukan AS yang meninggalkan Afghanistan akan dapat menyebabkan gelombang besar pengungsi.

Baca Juga: El Rumi Diam-diam Ngaku Tidak Suka dengan Al dan Dul Gegara Hal Ini, Apa?

Berdasarkan sejarahnya, ketika Soviet mundur pada tahun 1989, Barat memunggungi kawasan itu dan membiarkannya menjadi tempat yang aman bagi teroris.

Pakistan belum mengakui Taliban tetapi mendesak masyarakat internasional untuk terlibat untuk menghindari kekosongan keamanan.

Bahkan, Dr Yusuf mengatakan sekarang adalah waktu bagi dunia untuk mendengarkan dan bersatu untuk menghindari kesalahan masa lalu.

Baca Juga: Sonny Septian Unggah Potret Romantis: Sehebat Apapun Istriku, Dia Tetap...

"Jika tidak ada uang di Afghanistan , jika tidak ada pemerintahan, jika ISIS-K dan al Qaeda dan lainnya berakar, menurut Anda apa yang akan terjadi?" ungkapnya

"Dan omong-omong, izinkan saya juga memberi tahu Anda, ini tidak akan dibatasi ke wilayah. Saya membaca di suatu tempat, saya pikir satu pernyataan keluar, bahwa masalah migrasi harus dibatasi pada wilayah, itu tidak akan terjadi," bebernya.

"Migran akan mengalir, terorisme akan mengalir dan tidak ada dari kita yang menginginkan itu jadi jangan membuat kesalahan itu lagi," ujarnya.

“Bahaya penelantaran, yang muncul pada 1990-an, ada gangguan hukum dan ketertiban, ada gangguan keamanan, ada teroris internasional yang mengambil rute, ada krisis ekonomi, ada masalah pemerintahan dan di akhir hari ada 911," jelasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Kunci Gitar Bandung - Doel Sumbang (Inspirasi Jersey Persib 2021)

Adapun sampai saat ini, belum ada banjir besar pengungsi ke luar negeri, tetapi ratusan ribu telah mengungsi dan bahaya sudah ada untuk situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat.

Apalagi, sebuah serangan mengerikan oleh ISIS Khorasan di bandara menggambarkan apa yang dipertaruhkan.

Sedangkan Pemerintah Pakistan mengklaim, kerja sama dengan Taliban daripada mengisolasi itu lebih baik, karena dapat menjaga keamanan di negara itu dan mencegah Afghanistan jatuh ke dalam perang saudara seperti yang terjadi di masa lalu.

Baca Juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Tak Ingin Hilang dari Publik, Buku 'Finding Freedom' Jadi Jalan Mereka Eksis

Namun begitu, klaim Pakistan ini diduga memiliki kepentingan untuk melihat penguasa Islamis - bukan pemerintahan yang demokratis - di Kabul, sekaligus sebagai cara untuk meningkatkan kedalaman dan pengaruh strategis dalam perjuangan terus-menerus melawan tetangganya yang kuat, India di timur.

Namun pemerintah Pakistan mengklaim tuduhan ini "tidak berdasarkan kenyataan" dan digunakan sebagai "kambing hitam" atas kegagalan dan salah perhitungan pihak lain.

Singkatnya, Pakistan seolah mengajak percaya bahwa musuh selama 20 tahun mungkin, dalam pertarungan AS-Taliban di Afghanistan itu, nantinya perlahan berubah menjadi teman.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah