Umumkan Kemerdekaan dari AS, Taliban Kini Terjerat Krisis Ekonomi dan Keamanan

- 1 September 2021, 16:11 WIB
Usai umumkan kemerdekaan dari AS, Taliban kini terjerat krisis ekonomi dan keamanan, seolah ada hal berbeda dengan 20 tahun lalu
Usai umumkan kemerdekaan dari AS, Taliban kini terjerat krisis ekonomi dan keamanan, seolah ada hal berbeda dengan 20 tahun lalu /Pixabay/Chicken Online

PR PANGANDARAN - Kabinet baru Taliban Afghanistan siap menghadapi krisis ekonomi dan keamanan di negaranya. Pasalnya, Afghanistan jauh berbeda dengan 20 tahun lalu saat mereka masih berkuasa.

Penguasa Taliban terakhir memerintah pada akhir 1990-an, Afghanistan adalah negara pertanian yang miskin, dan Taliban disibukkan dengan memaksakan merek Islam mereka yang keras pada populasi yang sudah sangat tradisional dan sebagian besar patuh.

Kali ini, mereka mewarisi masyarakat yang lebih maju dengan kelas menengah yang kecil dan berpendidikan, tetapi juga ekonomi yang telah dihancurkan oleh perang dan korupsi.

Bahkan sebelum Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus, tingkat pengangguran lebih dari 30%, dan lebih dari setengah warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan, meskipun dua dekade keterlibatan AS dan bantuan miliaran dolar.

Baca Juga: Soal Undangan Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar, Evi Masamba: Saya Harus Jujur Ga Nih?

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman AP NEWS, Taliban berusaha meyakinkan rakyat Afghanistan bahwa perubahan dirasakan sejak tahun 1996, meski melakukannya dengan berat. Pria harus menumbuhkan janggut dan wanita harus mengenakan burqa. Anak perempuan ditolak pendidikannya dan hiburan seperti musik dan televisi dijauhi.

Masa lalu tersebut menghantui warga Afghanistan dan adanya rasa takut bahwa Taliban lama bersembunyi di bawah permukaan penguasa baru negara itu.

Akibat hal itu membuat banyak orang tidak kembali ke pekerjaan mereka, meskipun ada jaminan dari Taliban, sehingga mendorong ribuan orang untuk mencari masa depan di luar Afghanistan.

"Tantangan terbesar Taliban adalah ... merangkul orang lain dalam memerintah Afghanistan," kata Torek Farhadi, Mantan Penasihat Pemerintah yang didukung Barat yang digulingkan.

“Mereka merasa memiliki kemenangan militer dan mungkin tampak aneh untuk barisan mereka bahwa mereka sekarang harus memberikan posisi kekuasaan kepada orang lain,” sambung Farhadi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x