Data Sertifikat Vaksin Covid-19 Jokowi Bocor, Media Asing Soroti Keamanan Siber Indonesia yang Lemah

- 5 September 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi. Sertifikat vaksin Covid-19 Jokowi bocor.
Ilustrasi. Sertifikat vaksin Covid-19 Jokowi bocor. /Pixabay/jmexclusives/

PR PANGANDARAN - Masyarakat Indonesia nampaknya mulai mengkhawatirkan sistem keamanan data medis pribadi mereka setelah sertifikat vaksin Covid-19 milik presiden Joko Widodo (Jokowi) bocor.

Menurut media asing Singapura, Channel News Asia, Indonesia memiliki catatan keamanan siber yang lemah, literasi online yang buruk dan sering terjadi kebocoran sebelumnya.

Sementara itu, sertifikat vaksin Covid-19 Jokowi yang beredar secara online menunjukkan nomor ID yang disensor dan tertera waktu vaksinasi.

Baca Juga: Lirik Lagu Outsider - BTOB dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Data tersebut dibocorkan oleh pengguna yang menemukan datanya di aplikasi PeduliLindungi," kata pemerintah.

Beberapa orang telah mengakses sertifikat vaksin Jokowi dengan menggunakan fitur cek vaksin di aplikasi PeduliLindungi.

Ageng Wibowo seorang pria 39 tahun asal Jakarta mengatakan kasus kebocoran itu membuatnya gugup dan meminta agar undang-undang keamanan siber yang lebih kuat.

Baca Juga: Kode Redeem FF 'Free Fire' yang Masih Aktif Edisi 5 September 2021, Resmi dari Garena

“Kalau seorang presiden saja bisa bocor datanya, bagaimana dengan saya yang hanya orang biasa?" ujarnya.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari channelnewsasia, Kementerian Komunikasi dan Informatika membantah serta menegaskan bahwa data Jokowi diakses melalui situs resmi Komisi Pemilihan Umum.

Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan mengatakan bahwa pihak berwenang telah memblokir akses data pejabat publik setelah pelanggaran tersebut.

Baca Juga: Bukan Uang atau Ketenaran, Jessi Emosional hingga Menangis Akui Ingin Menjadi Seorang Ibu

Pejabat menjelaskan bahwa mereka semua bekerja untuk meningkatkan sistem keamanan data para pengguna aplikasi PeduliLindungi.

“Kasus kebocoran data itu terjadi hanya beberapa hari dan data dari 1,3 juta pengguna aplikasi tersebut telah disusupi. Informasi yang bocor termasuk data pengguna dan hasil test Covid-19," kata para peneliti.

“Pelanggaran data lebih sering terjadi di Indonesia karena penetrasi digital yang sangat tinggi. Di Indonesia yang sayangnya tidak diikuti dengan kesadaran digital yang baik dari mereka yang mengelola data tersebut," ujar Alfons Tanujaya.

Baca Juga: Fakta Menarik Penangkapan Coki Pardede, Termasuk Penggunaan Sabu dengan Cara 'Tak Lazim'

Masyarakat juga mengungkapkan kemarahannya di sosial media karena khawatir jika data pribadi milik mereka juga bocor dan disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab.

“Berapa banyak lagi kasus besar yang kita perlukan untuk menunjukkan bahwa IT dan manajemen data di negara kita gagal?” ujar salah satu pengguna Twitter.

Bukan pertama kalinya, pada Mei lalu lebih dari 200 juta data peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Indonesia disinyalir dibocorkan oleh peretas.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah