Strategi Covid-19 China Dipertanyakan AS, Pakar: Kami Tak Korbankan Nyawa, Seperti...

- 15 September 2021, 17:40 WIB
Seorang pakar China membantah saat strategi Covid-19 negaranya dipertanyakan sejumlah media AS, mengklaim mereka tak korbankan nyawa.
Seorang pakar China membantah saat strategi Covid-19 negaranya dipertanyakan sejumlah media AS, mengklaim mereka tak korbankan nyawa. /Pixabay/WiR_Pixs/

PR PANGANDARAN - China sempat berbangga dengan klaim sukses menerapkan strategi "dynamic Zero Covid-19" yang menangkis varian Delta, tetapi belakangan Provinsi Fujian mendadak melaporkan hampir 150 kasus Covid-19 dalam empat hari terakhir.

Bahkan akibat kasus Covid-19 yang meningkat itu, lebih dari 7 juta penduduk di dua kota Provinsi Fujian diberi tes asam nukleat pada Selasa, sehingga media AS pun sibuk mempertanyakan China soal strategi Zero Covid-19 tersebut.

Namun begitu, sejumlah analis negara itu menyebut China tegas mempertahankan strategi Zero Covid-19, sebelum siap untuk dibuka kembali ke dunia, bahkan tidak akan pernah mengorbankan nyawa seperti yang telah dilakukan beberapa negara Barat.

Baca Juga: China Laporkan 59 Kasus Baru Covid 19 di Provinsi Fujian

Lebih lanjut, para analis itu menyebut beberapa media AS yang mempertanyakan strategi China, diklaim sebagai wujud kecemburuan terhadap langkah-langkah efektif China dan upaya bermotif politik untuk mencoreng China.

Adapun kasus Covid-19 terus muncul di Putian, Fujian, meningkat menjadi 94, termasuk 75 kasus yang dikonfirmasi dan 19 kasus tanpa gejala. Tiga puluh kasus termasuk di antara anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Putian dan Xiamen pada Selasa mengumumkan pengujian asam nukleat di seluruh kota dan semua komunitas di kedua kota akan dikenakan tindakan akses yang ketat dengan penjaga keamanan yang bertugas 24 jam sehari.

Baca Juga: Intip Ikatan Cinta 15 September 2021: Aldebaran Bertemu Sofia saat di Luar Kota?

Bahkan, kedua kota itu telah menangguhkan semua layanan bus ke kota-kota lain dan semua taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah kembali ke kelas online.

Diketahui, awal 2021 ini dibuka dengan China dua kali terkena varian Delta yang sangat menular, tepatnya Provinsi Jiangsu yang memiliki pusat Covid-19 terburuk di China sejak Wuhan.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x