Network
PR PANGANDARAN - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengumumkan bahwa dirinya pensiun dari dunia politik dan membatalkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden tahun depan ketika masa jabatannya berakhir.
Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa keputusannya datang sebagai tanggapan atas penentangan publik terhadap tawarannya dari orang Filipina yang menganggap pencalonannya sebagai wakil presiden tidak konstitusional.
Presiden Filipina dibatasi oleh konstitusi untuk masa jabatan enam tahun tunggal, dan lawan politiknya menyebut akan menantang legalitas upaya Duterte untuk menjabat sebagai wakil penggantinya jika dia mengejarnya.
Baca Juga: Kedubes Jepang di Filipina Terima Laporan Ancaman Teror di Asia Tenggara, Indonesia Termasuk?
Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Independent, Duterte sebelumnya telah menerima pencalonan partai yang berkuasa untuknya sebagai wakil presiden dalam pemilihan 9 Mei 2022 nanti.
Dua mantan presiden lainnya dalam sejarah Filipina baru-baru ini mencalonkan diri untuk posisi terpilih yang lebih rendah dan menang setelah masa jabatan mereka berakhir.
Namun, tidak ada yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden yang dapat membuat Duterte diangkat kembali ke kursi kepresidenan jika pemimpin terpilihnya meninggal atau tidak dapat menjalankan tugas karena alasan tertentu.
Baca Juga: Manny Pacquiao Pensiun dan Calonkan Diri Jadi Presiden Filipina: Keluarga Bilang Sudah Cukup
Pemimpin berusia 76 tahun tersebut mengatakan, banyak orang Filipina telah menyatakan penentangan mereka terhadap tawaran wakil presidennya dalam survei dan forum publik.
“Sentimen tang luar biasa dari orang Filipina adalah bahwa saya tidak memenuhi syarat dan itu akan menjadi pelanggaran terhadap konstitusi,” kata Duterte.
“Saya akan mengikuti apa yang Anda inginkan, dan hari ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari politik,” ujarnya.
Baca Juga: Petinju Manny Pacquiao Maju sebagai Calon Presiden Filipina 2022 Mendatang
Duterte, yang dikenal karena pendekatannya yang sangat keras terhadap kejahatan, kemungkinan akan menghadapi tuntutan hukum yang timbul dari kampanye anti-kriminalitasnya yang kejam jika dia meninggalkan politik.
Dia menjabat pada tahun 2016 dan segera meluncurkan tindakan keras terhadap obat-obatan terlarang yang telah menewaskan 6.000 tersangka dan membuat khawatir pemerintah barat dan kelompok hak asasi manusia.
Duterte adalah mantan Wali Kota Davao, jaksa, dan legislator, dalam karier politik yang penuh warna selama lebih dari tiga dekade.
Penarikan dirinya dapat membuka jalan bagi pemilihan presiden bagi putrinya, Sarah Duterte.***
Artikel Rekomendasi