Gejala Aneh Pasien Covid-19 Terus Bermunculan, Dokter AS Akui Depresi dan Kewalahan

- 22 Mei 2020, 12:00 WIB
ILUSTRASI isolasi pasien corona.*
ILUSTRASI isolasi pasien corona.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Dokter di New York kembali dibingungkan dengan kemunculan kasus tak biasa menimpa seorang pria terpapar Covid-19.

Jurnal medis The Lancet, menunjukan adanya invansi jamur saat pemindaian paru-paru pasien corona.

Sebelumnya, tes menujukan tak ada tanda-tanda Covid-19 di saluran pernapasan bagian atas.

Baca Juga: LAPAN: Ini Cara Saksikan Pertemuan Planet Merkurius dan Venus di Langit pada Jumat, 22 Mei 2020

Bahkan, pasien tiba-tiba memiliki respon kekebalan tubuh yang disebut sitokin, hanya dalam beberapa jam dari awal penyakit.

"Untuk penyakit yang tidak diketahui hanya lima bulan yang lalu, mungkin terlalu dini bagi dokter untuk memastikan manifestasi mana yang khas," ujar tim yang dipimpin oleh Timothy Harkin dari divisi paru Rumah Sakit Mount Sinai.

Pasien adalah seorang ahli anestesi pria berusia 34 tahun dengan kesehatan yang baik.

Baca Juga: Jelang Berbuka, Saksikan Planet Merkurius dan Venus Berdekatan di Langit pada Jumat, 22 Mei 2020

Dia awalnya dinyatakan positif influenza A dan gejala-gejalanya hilang setelah perawatan rutin.

Setelah lebih dari 10 hari istirahat, pasien kembali bekerja di pusat medis di kota dan tiba-tiba jatuh sakit sore itu dan dirawat di unit gawat darurat di Rumah Sakit Mount Sinai.

Gejala-gejalanya yang ditimbulkan demam, kedinginan dan sesak napas.

Baca Juga: Dapat Parcel Hari Raya dari Ria Ricis, Aurel Cemburu hingga Enggan Angkat Panggilan Atta Halilintar

Pasien juga mengalami abadai sitokin, kondisi yang mengancam jiwa di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.

Kembali membuat Harkin bingung, saat sampel hidung dari pasien menunjukan negatif Covid-19.

Gejala-gejala pasien dengan cepat membaik setelah dia diberi beberapa antibiotik dan perawatan standar lain untuk infeksi paru-paru.

Baca Juga: Waspada Angin Kencang, Banjir dan Petir 'Hantui' Wilayah Indonesia Jelang Idul Fitri

Tetapi pada hari kelima kondisi pasien memburuk lagi.

Namun Harkin mengatakan sampel hidung dari pasien kembali negatif untuk Covid-19.

Gejala-gejala pasien dengan cepat membaik setelah dia diberi beberapa antibiotik dan perawatan standar lain untuk infeksi paru-paru. Tetapi pada hari kelima kondisi pasien memburuk lagi.

Baca Juga: Waspada Angin Kencang, Banjir dan Petir 'Hantui' Wilayah Indonesia Jelang Idul Fitri

Obat diberikan, tanpa perbaikan klinis. Pemindaian paru-paru pria itu menunjukkan tanda peradangan seperti halo di paru-paru kanan, yang menurut ahli radiologi bisa jadi infeksi jamur.

"(Peradangan) itu tidak khas dari temuan CT yang dilaporkan sebelumnya untuk Covid-19," kata surat kabar itu.

Metode yang dikenal sebagai bronchoalveolar lavage (BAL) akhinrya diputuskan Tim Gunung Sinai sebagai cara memperoleh sampel.

Baca Juga: Warga Bandung Heboh Cuitkan Suara Dentuman Misterius Pagi Tadi, Netizen Soreang: Terdengar 9 Kali

BAL dilakukan dengan memasukan tabung ke paru-paru pasien guna ekstraksi cairan jaringan.

Tidak banyak digunakan di AS, metode ini membutuhkan biaya cukup besar dan waktu yang lama.

American Association for Bronchology dan Intervensional Pulmonology pun menentang penggunaannya dalam pengujian Covid-19 dalam semua kasus kecuali ekstrem.

Baca Juga: Upaya Selamatkan Warga, Inggris Tetapkan Seluruh Orang Dewasa Jadi Pendonor Organ

Tetapi para peneliti di Tiongkok mengatakan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan akurasi deteksi virus hingga lebih dari 90 persen.

Dibandingkan dengan sekitar 60 persen untuk pemeriksaan hidung dan 30 persen untuk rapid test.

"Melalui panggilan telepon lanjutan, pasien melaporkan bahwa batuk dan mialgia-nya perlahan-lahan sembuh, dan ia tidak demam lebih tinggi dari 37,8 derajat Celcius," tulis para peneliti.

Baca Juga: Virus Corona Mengancam Populasi Penari Transgender di Pakistan

Para dokter dikejutkan oleh beberapa presentasi yang tidak biasa dalam gejala pasien.

Dia mengembangkan badai sitokin dalam beberapa jam setelah serangan penyakit, sesuatu yang jarang terjadi begitu cepat.

Para dokter juga bingung dengan tidak adanya virus dalam sampel pernapasan bahkan pada puncak infeksi, menambahkan bahwa ini bisa menjadi hasil dari pengobatan sebelumnya.

Baca Juga: Update Corona RI Kamis, 21 Mei 2020: Pecah Rekor, Nyaris 1000 Orang Positif dalam Sehari

Pasien telah menggunakan obat secara teratur untuk pencegahan pra-HIV, bahaya pekerjaan bagi dokter di New York.

Kasus ini menambah misteri tentang virus corona.

Beberapa pasien di Tiongkok, misalnya dites swab oral dan hasilnya negatif, tetapi dalam sampel anal ia dinyatakan positif.*** (Rahmi Nurlatifah) 

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dengan judul Para Dokter Semakin Dibuat Bingung, Gejala Langka Baru Terus Muncul pada Pasien Virus Corona

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x