Ahli Italia Disebut 'PHP', Kini Ilmuwan AS Juga Klaim Covid-19 Melemah Drastis dan Tak Menular Lagi

- 10 Juni 2020, 07:56 WIB
Ilustrasi pencegaha virus corona oleh Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kota Tasikmalaya.
Ilustrasi pencegaha virus corona oleh Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kota Tasikmalaya. /PIXABAY/Enriquelopezgarre/

PR PANGANDARAN - Virus corona masih menghantui dunia, tercatat lebih dari 7 juta penduduk Bumi terinfeksi Covid-19, diantaranya 403 orang meninggal dunia.

Namun, dibalik penularannya yang cukup masif selama 5 bulan terakhir, para ahli mengklaim nampakanya virus corona semakin melemah drastis sehingga tidak terlalu menular.

Dokter Donald Yealy dari University of Pittsburgh Medical Center, Amerika Serikat mengatakan penyakit Covid-19 menjadi 'kurang menular'.

Baca Juga: Gelagapan Ditanya Surat Bebas Covid-19, Gerombolan Remaja Wisatawan Pangandaran 'Ngacir'

Hal ini lantaran, kebutuhan pasien Covid-19 akan ventilator untuk bernapas ketika menjalani perawatan menjadi lebih sedikit.

"Virusnya mungkin berubah. Beberapa pola menunjukkan potensinya berkurang," tutur dr. Donald Yealy, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun.

Sementara itu, Inggris mencatat lebih dari 40.000 kematian akibat virus corona, sedangkan secara global telah menginjak angka 400.000.

Baca Juga: Petani Pangandaran Gigit Jari, Harapan Dongkrak Ekonomi saat Corona Harga Cengkeh Malah Terjun Bebas

Fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 di Pittsburgh, kini telah merawat lebih dari 500 pasien Covid-19 sejak Maret lalu.

Namun dalam beberapa minggu terakhir, lebih sedikit pasien positif corona yang membutuhkan ventilator.

Donald mengatakan kurang dari 4 persen tes dan hanya 0,2 persen pda pasien yang tidak menunjukkan gejala, dinyatakan kembali positif.

Baca Juga: LAPAN: Sungguh Mengagetkan Kilatan Matahari yang Terjadi 29 Mei 2020 Lalu

Hal tersebut muncul ketika para ahli di Italia baru-baru ini mengatakan bahwa 'virus tidak ada lagi'.

Semakin menguatkan studi terkait temuan virus corona melemah drastis, usai Profesor Alberto Zangrillo mengungkap sesuatu.

Ia mengatakan kepala perawatan intensif di Rumah Sakit San Raffaele di Lombardy, Italia, mengatakan pasien memiliki jumlah virus yang jauh lebih kecil dalam sistem mereka dibandingkan dengan mereka yang telah dirawat pada bulan Maret dan April lalu.

Baca Juga: Dampak Asteroid Hantam Bumi 4 Miliar Tahun Lalu Ternyata Dahsyat, Ahli: Rahasia Ada di Kawah Laut

"Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan tuan rumah telah benar-benar berubah," ujar prof. Zangrillo.

Dia juga menambahkan ini bisa disebabkan oleh karakteristik inang atau virus dan mengatakan bahwa para ahli belum mengidentifikasi ini.

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Para Ahli AS Klaim Virus Corona Semakin Melemah dan Tak Lagi Terlalu Menular

Dengan cara membandingkan sampel dari pasien di rumah sakit Milan, Italia yang masuk bulan Maret dan Mei, studi ini dibuat.

Baca Juga: Unggah Foto Barack Obama Digantung Tali Hukuman Mati dan Clinton Tunggu Giliran, Sersan Kena Sanksi

Clementi, Direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi di San Raffaela dan prof. Zangrillo mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hasilnya tidak ambigu.

"Perbedaan yang sangat signifikan antara viral load pasien yang dirawat di bulan Maret dibandingkan dengan yang dirawat bulan lalu”.

Terlepas dari klaim Prof Zangrillo, banyak dokter tetap skeptis dengan temuan tersebut dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keparahan dan penularan tidak berubah.

Baca Juga: Ungkap Jeritan Hati Lewat Instagram, Azriel Minta Krisdayanti dan Raul Lemos Setop Sakiti Anang

Para ahli di Inggris mengatakan penelitian yang melihat perubahan genetik pada virus tidak mendukung teori Prof Zangrillo.

Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengatakan tidak ada bukti yang mengarah pada pengurangan keparahan sementara Oscar MacLean dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow mengatakan 'cukup tidak masuk akal karena alasan genetik'.

Di sisi lain, seorang dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Univesitas George Washintion, Amerika Serikat, Leana Wan mengatakan bahwa komentar dari Prof Alberto Angrillo memberikan 'harapan palsu'.

Baca Juga: 25 Tahun Berkarier, Dokter Bingung Temukan Kabel Charger Sepanjang 61 Cm dalam Kandung Kemih Pria

"Saran dari dokter Italia berpotensi berbahaya karena memberikan jaminan palsu berdasarkan tidak ada bukti," tuturnya.***(Rahmi Nurfajriani)

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah