Paling Dahsyat Sejak 50 Tahun Terakhir, Badai Gurun Sahara yang Terpa AS Dijuluki Awan-Debu Gorila

- 26 Juni 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi badai. /Pexels/Andre Furtado
Ilustrasi badai. /Pexels/Andre Furtado /

PR PANGANDARAN - Amerika Serikat dilanda ancaman bencana dahsyat di tengah pandemi Covid-19. Badai terbesar sejak lima puluh tahun terakhir ini membuat masyarakat harus berjuang ekstra melawan pandemi sekaligus bencana.

Kejadian tersebut dinilai cukup mengagetkan masyarakat sekitar.

Gumpalan debu Sahara yang menghantam Amerika Serikat dan negara-negara di sekitarnya untuk pertama kalinya pada Kamis, 26 Juni 2020 itu bahkan menyebabkan masalah kualitas udara menjadi buruk di wilayah Karibia.

Baca Juga: Gadis Belia di Tasikmalaya Jadi Korban 'Kebiadaban' Ayah Tiri, Dinodai Suami Sang Ibu Bertahun-tahun

Debu tebal pun cukup jelas terlihat melalui pengambilan gambar menggunakan satelit saat melanda pantai teluk Mississippi.

Meski jarak antara Amerika Serikat dengan gurun di Afrika mencapai ribuan mil namun berdasarkan laporan, badai mulai bergerak melalui daerah Florida.

Menurut spesialis kesehatan lingkungan di Universitas Puerto Rico, Pablo Méndez Lázaro menyatakan bahwa fenomena itu pernah terjadi pada 50 tahun lalu.

Baca Juga: Berkumur Jadi Tren Penyembuhan Baru Covid-19, Ilmuwan Inggris: Garam Tambah Air, Bisa Tangkal Virus

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Bukan Hanya Virus Corona, AS kini diterpa Badai Kiriman dari Gurun Sahara, Paling Besar di 50 Tahun

Jika dibandingkan dengan badai pada 50 tahun lalu tersebut, topan yang baru saja terjadi memiliki kekuatan jauh lebih besar.

"Badai ini paling besar dalam 50 tahun terakhir," ujarnya.

Baca Juga: Jadi Sorotan Media Asing, Masker 'Ekspresi Bibir' Buatan Indonesia Gugah Rasa Bahagia saat Pandemi

Ia menambahkan, badai dengan tebu tebal berasal dari Gurun Sahara dijuluki sebagai 'Gorilla Dust Cloud' sebab memiliki kekuatan dan ukuran yang menakjubkan.

Melalui gambar satelit, badai itu sempat menggelapkan langit dan bergulir di barat laut pada Kamis, 25 Juni 2020 pagi.

Tak berhenti di situ, badai diprediksi akan menuju daerah Louisiana dan sebagian wilayah Texas berdasarkan keterangan para ahli.

Baca Juga: Minta Allah Cabut Nyawanya Jika Menyusahkan, Anang Hermansyah: Aku Ingin Hidup Seumur Nabi Muhammad

Lázaro menambahkan, debu yang terkonsentrasi menyebabkan kualitas udara di Karibia mencapai tingkat berbahaya saat menyapu daerah tersebut pada Rabu, 24 Juni 2020 pagi.

Pejabat kesehatan di wilayah setempat pun memberi peringatan bahwa peristiwa cuaca dapat melemahkan sistem pernapasan setiap orang yang sedang berjuang melawan Covid-19.

Khususnya bagi orang yang tengah terpapar positif virus corona sehingga kondisinya menjadi rentan bertambah buruk.

Baca Juga: 5 Kecamatan di Karawang Berstatus Zona Hitam, Gugus Covid-19: Padahal Sejak 1 Bulan Lalu Nol Kasus

Mereka merekomendasikan agar penduduk di daerah yang terkena dampak badai Gurun Sahara tetap berada di rumah agar tetap aman.***(Farida Al-Qodariah/PR.Com)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x