Hari-hari Jelang Pilpres AS Trump Vs Biden, Peretas Iran Justru Ancam Bakal 'Curi' Data Pemilih

- 31 Oktober 2020, 18:50 WIB
Donald Trump dan Joe Biden
Donald Trump dan Joe Biden /Antara

PR PANGANDARAN - Para pejabat AS (Amerika Serikat) mengatakan Jumat malam bahwa terdapat peretasan menjelang pemilihan Presiden AS, 3 November mendatang.

Diketahui peretasan dilakukan oleh para peretas Iran. Merekalah yang berada di balik gelombang email yang dikirim ke ribuan orang Amerika awal bulan ini. Email tersebut mengancam untuk mengakses data pemilih. 

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh FBI dan Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur (CISA) Departemen Keamanan Dalam Negeri, sebagian menegaskan keaslian video yang didistribusikan sebagai bagian dari kampanye disinformasi yang menarik perhatian saat dipublikasikan minggu lalu.

Baca Juga: Sebut 'Alhamdulillah' Dua Kali, Anies Baswedan Bahagia, Ternyata Jakarta Jadi Kota Terbaik di Dunia

Kampanye terdiri dari ribuan email ancaman yang dikirim ke pemilih acak AS atas nama kelompok sayap kanan pro-Trump menampilkan video di mana seorang peretas mengklaim menunjukkan bagaimana mereka dapat menyebabkan kekacauan dengan membobol catatan pendaftaran pemilih.

Para ahli yang memeriksa rekaman tersebut mengatakan itu hanyalah upaya untuk menakut-nakuti pemilih tentang integritas kontes 3 November, tetapi pertanyaannya apakah peretas benar-benar masuk? Hingga kini belum terjawab.

Melansir dari Reuters CISA dan FBI hari Jumat mengkonfirmasi bahwa aktor tersebut berhasil memperoleh data pendaftaran pemilih di setidaknya satu negara bagian.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Seekor Anjing Bantu Majikan Keluar dari Reruntuhan Gempa Turki, Ini Faktanya

Negara bagian itu tidak diidentifikasi, meskipun rincian pribadi yang diklaim tentang pemilih Alaska secara singkat ditampilkan di video.

FBI, CISA, dan Divisi Pemilihan Alaska tidak segera membalas pesan yang meminta komentar. CISA dan FBI mengatakan peretas Iran juga memindai sejumlah situs pemilihan negara bagian lainnya untuk mencari kerentanan.

Cyberscoop, yang pertama kali melaporkan CISA dan temuan FBI, mengatakan 10 negara bagian telah dipindai seluruhnya.

Baca Juga: Jokowi Kecam Presiden Prancis yang Hina Islam: Terorisme Tak Ada Hubungannya dengan Agama Apapun

Para pejabat AS sangat waspada atas ancaman potensi gangguan dunia maya dalam pemilu mendatang, yang mengadu Presiden Republik Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden.

Sebelumnya pada hari Jumat, Reuters melaporkan bahwa peretas Rusia tahun ini menargetkan cabang-cabang Partai Demokrat di California dan Indiana.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x