Aturan yang dipakai harus sama dengan yang lainnya, apalagi bila isi tweetnya melanggar aturan, tweet akan segera dihapus.
Apabila Donald Trump setelah tidak menjabat terus-menerus melanggar aturan, akunnya dapat ditangguhkan.
Baca Juga: Kontak Langsung dengan Pasien Covid-19, Heechul Suju Dinyatakan Negatif dan Lakukan Isolasi Mandiri
“Pendekatan Twitter kepada para pemimpin dunia, kandidat dan pejabat publik didasarkan pada prinsip bahwa orang harus dapat memilih untuk melihat apa yang dikatakan pemimpin mereka dengan konteks yang jelas,” ujar juru bicara yang dikutip oleh PikiranRakyat-pangandaran.com dari The Guardian.
“Ini berarti bahwa kami dapat memberikan peringatan dan label, serta membatasi keterlibatan pada Tweet tertentu,” ujarnya menambahkan.
“Kerangka kebijakan ini berlaku untuk para pemimpin dunia saat ini dan kandidat yang akan menjabat, dan bukan warga negara biasa yang sudah tidak lagi memegang posisi ini."
Baca Juga: Pilpres AS 2020 Memanas: Pendukung Trump Bersenjata, Simpatisan Biden Menari Rayakan Kemenangan
Hal ini akan memberikan Donald Trump suatu pilihan setelah dia tidak lagi memegang jabatannya yakni akan meredam retorika atau menghadapi kemungkinan bila pengikutnya yang sangat berpengaruh diambil darinya.
Sementara itu, saat ini anggota parlemen dan kelompok hak asasi manusia telah memperbarui seruan untuk menangguhkan akun presiden bahkan sebelum masa transisi kekuasaannya pada Januari 2021 mendatang. ***
Artikel Rekomendasi