Retorika Trump yang meremehkan Covid-19 pun berdampak buruk, virus mematikan tersebut kini telah menewaskan lebih dari 236.000 orang Amerika Serikat.
Baca Juga: Biden Janji Bakal Jadi Presiden bagi Pendukung dan Penentangnya, Begini Komentar Para Pemimpin Asia
Meskipun banyak orang menganggap Trump sebagai pengawas ekonomi yang kuat, namun mereka semakin kecewa dengan kebijakannya dalam menangani pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Ahli Strategi Republik sekaligus pensihat kampanye Presiden Mitt Romney tahun 2012, Ryan Williams yang menyebut bahwa strategi Trump dalam pilpres AS tidak tepat sehingga mendapat sedikit suara di beberapa negara bagian.
“Jika dia telah menyerah dengan strategi yang koheren dan meyakinkan dalam menangani virus corona, dia benar-benar bisa membuat margin kecil sehingga kehilangan suara di beberapa negara bagian,” ujarnya.
Baca Juga: Semula Ogah Beri Selamat Karena Ini, Raja Salman Akhirnya Akui Kemenangan Biden, Apa yang Terjadi?
“Alih-alih menangani pandemi dengan mendengarkan nasihat dari penasihat terbaiknya, namun Trump telah menggandakan nalurinya sepanjang hidupnya,” lanjut Williams.
Kemudian saat terjadi peristiwa pembunuhan George Floyd (seorang berkulit hitam) oleh polisi Minneapolis, banyak orang Amerika yang tidak terima terkait hal tersebut.
Dalam luapan kemarahan dan keputusasaan yang luar biasa, sebagian besar rakyat Amerika melakukan aksi unjuk rasa di seluruh negeri untuk menuntut keadilan rasial.
Baca Juga: Idap Stroke hingga Sempat Jalani Masa Tahanan 3 Tahun, Kepergian Gatot Brajamusti Buat Parfi Berduka
Artikel Rekomendasi