ISIS Klaim Lakukan Serangan Bom di Arab Saudi dan Targetkan Konsulat Prancis untuk Aksi Balas Dendam

- 13 November 2020, 13:55 WIB
Ilustrasi Kelompok ISIS.
Ilustrasi Kelompok ISIS. /Council on Foreign Relations

PR PANGANDARAN – Islamic State Iraq and Syria (ISIS) telah mengklaim jika mereka yang melakukan pengeboman di pemakaman non-muslim Arab Saudi yang menyebabkan empat orang terluka.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Daily Mail, mereka melakukan serangan tersebut untuk membalas dendam atas diterbitkannya karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo.

Berdasarkan laporan awal, bom dilemparkan ke dinding pemakaman Kristen selama upacara peringatan Perang Dunia I Prancis yang melukai satu warga Inggris, seorang polisi Yunani dan seorang penjaga Saudi.

Baca Juga: Arie Untung Perkenalkan Istri Mudanya di Instagram, Aldi Taher : Dukung Apa Anti Poligami Bro?

Namun, menurut pernyataan dari kelompok ISIS, Amaq, serangan itu menargetkan konsul Prancis karena Prancis tak mempermasalahkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang dianggap sebagai penghinaan.

Dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan melalui saluran resminya di Telegram, kelompok itu mengatakan bahwa mereka berhasil menyembunyikan bom rakitan di pemakaman yang kemudian meledak setelah beberapa konsul dari berbagai negara berkumpul di sana.

Namun, meskipun mereka mengklaim sebagai pelaku pengeboman di Arab Saudi tapi mereka tidak memberikan bukti apapun jika benar mereka yang melakukannya.

Baca Juga: Jumlah Mualaf di Prancis Meningkat Dua Kali Lipat, Ternyata Gegara Penghinaan Macron Terhadap Nab

Serangan di Arab Saudi tersebut terjadi 12 hari setelah seorang penjaga ditikam di luar konsulat Prancis di ibu kota Saudi.

Penikaman tersebut bersamaan dengan tewasnya tiga orang di gereja Nice dari serangan Islam yang akhir-akhir ini marak terjadi di Prancis.

Polisi Saudi mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang pria yang dicurigai melempar alat peledak rakitan di pemakaman non-muslim tersebut.

Baca Juga: Bertekad Bayar Denda Wanita Muslim Bercadar di Seluruh Dunia, Pengusaha Prancis Ini Siapkan Rp16,7 M

Atas kejadian tersebut, Kementerian Luar Negeri Prancis mengecam keras serangan pengeboman dan menyebutnya pengecut serta tindakannya tidak bisa dibenarkan.

Semua serangan yang terjadi bermula dari ucapan presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan penerbitan karikatur Nabi Muhammad merupakan kebebasan berekspresi.

Dia mengucapkan hal itu setelah adanya pemenggalan terhadap seorang guru Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad pada muridnya di sekolah.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x