Sebelum Pelantikan Joe Biden, Kasus Kematian akibat Covid-19 di AS Diprediksi Sentuh Angka 70.000

- 14 November 2020, 07:58 WIB
Presiden Amerika (AS) terpilih, Joe Biden. /joebiden.com
Presiden Amerika (AS) terpilih, Joe Biden. /joebiden.com /Semarangku

PR PANGANDARAN - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berjanji untuk menjadikan pengendalian virus Corona (Covid-19) sebagai prioritas utama.

Kemungkinan besar Biden akan mendorong aturan untuk menggunakan masker serta lebih banyak stimulus fiskal untuk menjaga bisnis dan pekerja tetap bertahan dari gelombang pandemi.

Namun dalam dua bulan hingga hari pelantikan pada 20 Januari, meroketnya infeksi dapat bertambah lebih dari 8 juta kasus dan 70.000 kematian, mewakili potensi peningkatan infeksi sebesar 80 persen dan peningkatan kematian sebesar 29 persen.

Baca Juga: Beri Pidato Pertama Usai Kalah, Donald Trump Kecualikan New York dari Vaksinasi Covid-19, Kenapa?

Satu-satunya cara untuk mengubah hasil, kata para ahli, adalah pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan keluar untuk mengubah strategi atau pemerintah negara bagian bisa memperkenalkan langkah-langkah yang lebih ketat dan lebih terkoordinasi.

"Epidemi akan menjadi lebih buruk daripada di musim semi, dan lebih buruk daripada yang dialami orang Amerika biasa," kata Gregg Gonsalves, seorang profesor epidemiologi di Universitas Yale dan seorang aktivis perawatan kesehatan, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.

Trump telah menunjukkan lebih sedikit keterlibatan dalam gugus tugas virus corona Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir karena dia fokus pada kampanye pemilihan ulangnya, serta upaya untuk menantang suara di beberapa negara bagian setelah menuai kekalahan dalam pemilu 3 November.

Baca Juga: Baru Lahir, Anak Kedua Raditya Dika Masuk RS: Gue Panik! Bilirubin Normal Bayi 12, Kalau Aksa 18,9

Sementara itu, satuan tugas virus Corona Trump telah digantikan oleh banyak satuan tugas regional, "yang mungkin merupakan solusi yang paling tidak efisien, tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali," kata Greg Daco, kepala ekonom dari Oxford Economics.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x