Mayat Tergeletak hingga Diseret di Jalan, Konflik di Tigray Semakin Memanas dan Berujung Pembantaian

- 14 November 2020, 19:52 WIB
ILUSTRASI pembantaian.*/DOK. PRFM
ILUSTRASI pembantaian.*/DOK. PRFM /

PR PANGANDARAN - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan pertempuran antara pasukan pemerintah Ethiopia dan para pemimpin pemberontak utara lepas kendali.

Konflik 10 hari di wilayah Tigray telah menewaskan ratusan orang.

Hal ini membuat pengungsi membanjiri Sudan. Dampak lain yang ditimbulkan berupa kekhawatiran bahwa konflik ini akan memaksa Ethiopia untuk mengalihkan pasukan dari Afrika yang menentang pejuang al-Qaeda di Somalia.

Baca Juga: Akan Dimintai Keterangan, Kepolisian Siap Panggil Gisel sebagai Saksi Kasus Video Syur Mirip Dirinya

Hal ini juga mencoreng reputasi Perdana Menteri Abiy Ahmed yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk pakta perdamaian 2018.

Ia mendapatkan Eritrea dan telah memenangkan pujian karena membuka ekonomi Ethiopia dan melonggarkan sistem politik yang represif.

"Ada risiko situasi ini akan benar-benar di luar kendali  yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kehancuran, serta perpindahan massal di dalam Ethiopia sendiri dan lintas perbatasan," kata kepala hak asasi PBB Michelle Bachelet melalui seorang juru bicara.

Baca Juga: Update Covid-19 di Wisma Atlet, Pasien Sembuh Kini Sentuh Angka 23.049 Orang

Pembantaian warga sipil yang dilaporkan oleh Amnesty International dikonfirmasi  dilakukan oleh salah satu pihak dalam konflik dan menimbulkan kejahatan perang.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah