Gencatan Senjata Azerbaijan-Armenia Kian Memanas, Upaya Pembunuhan PM Nikol Pashinyan Makin Nyata

- 15 November 2020, 10:50 WIB
Ganasnya Militer Azerbaijan, Habisi 1.300 Prajurit Pemberontak Plus Armenia dalam Tempo Satu Bulan
Ganasnya Militer Azerbaijan, Habisi 1.300 Prajurit Pemberontak Plus Armenia dalam Tempo Satu Bulan /trend.az

PR PANGANDARAN – Dunia masih diramaikan dengan pemberitaan Nargono-Karabakh.

Dua aktor yang memainkan peranan kunci adalah Azerbaijan dan Armenia.

Konflik bermula ketika etnis Armenia mendiami kawasan Karabakh yang secara geografis di bawah naungan Azerbaijan, menginginkan kemerdekaan.

Baca Juga: Namanya Dijadikan Plesetan hingga Trending, Bintang Emon: Alhamdulillah dari Lahir Punya Mahaputera

Hal ini berlanjut hingga pertempuran pecah melalui serangan militer.

Akibatnya dunia menyoroti perselisihan ini. Melalui Perserikatan Bangsa-bangsa kemudian didapatkan kesepemahaman bahwa kedua negara perlu melakukan gencatan senjata.

Rusia kemudian berperan sebagai mediator di antara kedua negara yang berselisih ini. Namun baru-baru ini kabar mengejutkan juga datang dari Armenia.

Baca Juga: Cocokologi Netizen soal Posisi TV dan Gorden di Video Syur Mirip Gisel Disebut Salah, Ini 4 Alasan

Dikutip dari National Security Service (NSS), Armenia mencegah upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Nikol Pashinyan dan perebutan kekuasaan oleh sekelompok mantan pejabat.

Pashinyan berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir, dengan ribuan demonstran memprotes dan menuntut dia mundur.

Hal ini terjadi sebagai akibat atas gencatan senjata di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh setelah enam minggu pertempuran sengit.

Baca Juga: #IndonesiaTerserah yang Punya Kuasa Digaungkan dr.Tirta: Jrx Dipenjara, Nikah Dikasih 20 Ribu Masker

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Aljazeera mengatakan  mantan ketua fraksi parlemen Partai Republik Vahram Baghdasaryan dan sukarelawan perang Ashot Minasyan ditahan.

"Para tersangka berencana untuk secara ilegal merebut kekuasaan dengan membunuh perdana menteri dan sudah ada calon potensial yang sedang dibahas untuk menggantikannya," ungkap NSS yang dikutip Aljazeera.

Lebih lanjut Pashinyan mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan selain menandatangani kesepakatan yang ditengahi Rusia.

Baca Juga: Kerap Langgar Prokes, Kegiatan Habib Rizieq Shihab di Indonesia Selalu Jadi Sorotan: Sangat Fatal!

Hal ini bertujuan untuk mencegah kerugian teritorial lebih lanjut. Dia mengatakan dia mengambil tanggung jawab pribadi atas kemunduran, tetapi menolak seruan untuk mengundurkan diri.

Gencatan senjata menghentikan aksi militer di sekitar Nagorno-Karabakh, daerah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia.

Pada hari Sabtu, penduduk desa etnis Armenia di Nagorno-Karabakh membakar rumah mereka sebelum melarikan diri ke Armenia.

Baca Juga: 5 Zodiak Tukang Selingkuh, Alasan Scorpio Gegara Ingin Balas Dendam, Gemini Ngaku Tobat Tapi Bohong

Hal ini dilakukan  sesaat ssebelum wilayah Nargono-karabakh kembali diserahkan kepada Azerbaijan.

Berdasarkan perjanjian tersebut, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Sejak awal 1990-an, etnis Armenia telah memegang kendali militer atas seluruh Nagorno-Karabakh dan sebagian besar wilayah Azeri di sekitarnya.

Baca Juga: Quraish Shihab Menolak Dipanggil Habib: Saya Belum Sampai ke Tingkat Itu, Hati Kecil Saya Terbebani

Armenia mengumumkan pada Sabtu bahwa 2.317 prajurit tewas dalam konflik tersebut, yang memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.

Sementara Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah