PR PANGANDARAN – Saat Gözde Taşkaya mengenang serangan 2 November di Wina, rasa panik itulah yang tampak begitu jelas.
Orang-orang berlari ke stasiun kereta bawah tanah, orang-orang jatuh ke tanah, di atas pecahan kaca, serta suara tembakan.
Saat penyerang menewaskan empat orang dan melukai 20 lainnya, Taşkaya, seorang desainer multimedia berusia 32 tahun dan dua temannya bersembunyi di ruang bawah tanah kedai kopi tempat mereka bertemu.
Baca Juga: Baru Mendarat di Indonesia, Habib Rizieq Kembali ‘Pamit’ dan Ajak Umatnya Lakukan Hal Ini
Selama berjam-jam mereka menunggu dan mengikuti perkembangan di media sosial.
“Kami ada setidaknya 15 orang di ruang bawah tanah itu dan pada titik tertentu kami mulai saling menyemangati, mengatakan hal-hal seperti, semuanya akan baik-baik saja. Polisi ada di luar. Kami aman di sini,” katanya.
Untuk Taşkaya serangan dimulai sekitar pukul 8 malam, ketika dia akhirnya menemukan seorang sopir yang dapat membawanya pulang.
Baca Juga: AS Labeli Gerakan Boikot Bela Palestina Minta 'Persamaan Hak' Gegara Dicap Tekan Ekonomi Israel
“Sangat penting baginya untuk membawa sebanyak mungkin orang pulang dengan selamat dalam situasi darurat ini,” ungkapnya.
Setelah serangan itu, Kanselir Austria Sebastian Kurz memberikan tanggapan.
Artikel Rekomendasi