“Tulisan Nurmaya pada paragraf awal seakan-akan sudah menyampaikan informasi atau jeritan hati,” ujarnya.
“(Tenun Junti) sebagai warisan budaya yang sudah sangat lama, ternyata pada hari ini, penenunnya hanya tinggal 3 orang,” tutur Supali Kasim.
Baca Juga: Asda 3 Indramayu Suwenda Aspita: Peran Pemuda Lestarikan Budaya Lokal Harus Selalu Dilakukan
Supali Kasim lalu mengungkap beberapa bagian dari tulisan tersebut bahwa dahulu hampir setiap rumah di Juntinyuat memiliki alat tenun.
“Pekerjaan menenun pada hari ini memang pekerajan sampingan atau waktu senggang,” ujarnya.
Sebagaimana dirangkum Pikiran-Rakyat.Pangandaran.com, kegiatan pada Selasa 12 Oktober 2021 itu juga dihadiri Bupati Indramayu Nina Agustina diwakili oleh Asisten Daerah 3 (Asda 3) Kabupaten Indramayu, Ir H Suwenda Asmita, M.Si..
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Indramayu, H. Carsim, S.Pd., M.Si. juga turut hadir dengan menyampaikan orasi budaya serta siap bekerja sama adalam memfasilitasi pelestarian kain tenun Junti tersebut.***
Artikel Rekomendasi