Gempar, Riset ITB 'Tsunami Setinggi 20 Meter Terjang Pulau Jawa', Ini 3 Hal yang Harus Disiapkan

26 September 2020, 16:30 WIB
ILUSTRASI papan penanda jalur evakuasi tsunami.* /pixabay

PR PANGANDARAN – Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 23 September 2020 mengungkapkan bahwa potensi tsunami setinggi 20 meter yang bisa menerjang bagian selatan Pulau Jawa.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Scientific Report pada pekan lalu membuat khawatir masyarakat, karena tsunami selalu dianggap sebagai kejadian alam yang paling menyeramkan.

Seperti kejadian bencana tsunami yang sudah terjadi di Indonesia, banyak bangunan yang rusak dan hanyut hingga bisa melumpuhkan suatu kota serta jumlah korban yang tidak sedikit akibat bencana tsunami itu. Banyak kerugian yang timbul akibat bencana tsunami.

Baca Juga: 'Dihadiahi' Apartemen Mewah Rp 2 Miliar oleh Rizky Billar, Lesti Kejora Tersipu Malu: Doain Aja

Widjo Kongko selaku Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) menegaskan, bahwa kajian atau publikasi terbaru itu seharusnya membuka wacana baru tentang ancaman tsunami di Pantai Selatan Jawa.

Apalagi hingga saat ini belum ada teknologi manapun yang mampu memastikan kapan dan dimana gempa besar atau tsunami itu terjadi.

Widjo menjelaskan bahwa hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dan perlu dilakukan saat ini yaitu mitigasi potensi bencana katastropik. 

Baca Juga: Ternyata Ada 10 Manfaat Berbicara Sendiri, Tingkatkan Kecerdasan hingga Lawan Stres Membandel

"Penting, perlunya mitigasi di sepanjang pantai tersebut, terutama di kawasan destinasi wisata, industri vital, pelabuhan, dan lain-lain," kata Widjo yang dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman RRI.

Berikut tiga langkah upaya yang disarankan untuk mitigasi potensi bencana tsunami, diantaranya:

1. Meningkatkan dan Mensosialisasi riset-riset berkaitan 

Menurut Widjo, upaya mitigasi dengan meningkatkan riset atau kajian terkait dengan sumber ancaman, survei laut, dan aspek sosial.

Baca Juga: Bongkar Gejala Baru Covid-19, Peneliti Spanyol Kaget, Ternyata Benjolan di Lidah Perlu Diwaspadai

Widjo menambahkan,  kajian atau riset terkait potensi bencana ini memang sudah semakin banyak dihasilkan, akan tetapi untuk hasil kajian dan riset tersebut untuk hasilnya perlu disosialisasikan dan dijadikan kebijakan.

Karena, kebijakan pengurangan risiko bencana (PRB) harus berdasarkan data sains dan riset yang kuat.

2. Memberikan Edukasi dan Sosialisai Tsunami 

Widjo menjelaskan, upaya edukasi dan sosialisasi terkait dasar mitigasi potensi gempa besar yang bisa menimbulkan tsunami penting dilakukan, terutama untuk di zona rawan tsunami. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tanaman Hias bagi Pemula, Ternyata Salah Satunya Bawa Keberuntungan dan Aura Sukses!

Dalam edukasi-sosialisasi ini juga diperlukan pemangku kebijakan atau lembaga untuk melakukan pelatihan-pelatihan rutin evakuasi dan seterusnya sampai dengan tingkat desa-rumah tangga.

Widjo belum bisa memastikan, edukasi-sosialisasi tentang mitigasi potensi tsunami di Indonesia saat ini sudah dilakukan secara maksimal atau belum. 

Widjo juga menyarankan agar program edukasi dan sosialisasi tsunami bisa menyentuh ke tingkat keluarga dan anak-anak, melalui pendidikan atau kurikulum di PAUD, SD sampai SMA.

 Baca Juga: LIPI: Tsunami Raksasa akan Terjadi Berulang-ulang, Tiap Jalur Miliki Waktu Ratusan sampai Ribuan

3. Sistem peringatan dini tsunami harus terintegrasi 

Perlu penguatan mitigasi melalui tata ruang dan sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) untuk mewaspadai bencana tsunami, terutama di wilayah-wilayah rawan termasuk pantai selatan Pulau Jawa itu.

Sistem peringatan itu haruslah terintegrasi dengan baik, jangan hanya sistem itu untuk dipasang saja. 

Widjo menjelaskan, bahwa perlu dibangun dan operasional atau fungsional Sistem Peringatan Dini Tsunami terintegrasi, dari sensor-sensor yang terpasang di laut hingga ke darat.

Baca Juga: Ini Pesan Kang Emil saat HUT Bandung ke-210, Jabar Tangkap Aliran Investasi dari Tiongkok!

Tetapi yang perlu diingat selain tiga langkah diatas adalah selalu berhati-hati ketika berada dimana pun dan dalam kondisi cuaca apapun.**

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler