Bermodal Rp3 Juta Disorot Media Asing, Office Boy Indonesia Gelar Aksi Kemanusiaan Bantu Tunawisma

- 31 Januari 2021, 21:30 WIB
Ilustrasi membantu sesama.
Ilustrasi membantu sesama. /Pixabay.com/mohamed_hassan

PR PANGANDARAN - Manusia yang hidup di kota besar, mungkin terbiasa dengan melakukan semua hal sendiri, membentuk individualitas, tetapi tidak dengan office boy yang hanya bermodal Rp3 Juta untuk bantu para tunawisma di Jakarta.

Ketika itu masih paruh pertama 2018, saat Office Boy bernama Ahmad Marzuki baru menerima gaji pertamanya, bermodal Rp3 juta yang akhirnya digunakan untuk aksi kemanusiaan dengan membeli kompor listrik yang bisa memasakkan para tunawisma itu.

Hatinya tergerak melakukan aksi kemanusiaan ke tunawisma sejak minggu sebelumnya, saat April 2018 itu, Ahmad Marzuki tengah dalam perjalanan pulang kerja sebagai Office Boy dengan diiringi hujan deras yang tiba-tiba mengguyur Jakarta.

Baca Juga: Iran Tolak Negosiasi Kesepakatan Nuklir Usai Presiden Prancis Melibatkan Arab Saudi

Ia segera berlari untuk mencari perlindungan dan menemukan satu keluarga pemulung terbaring di trotoar. Saat itu sekitar jam 9 malam dan seorang bayi kecil menangis di tengah kegelapan.

"Sang wanita berkata kepada sang pria: 'Mengapa kamu tidak bisa melakukan sesuatu? Bayi kita lapar.'

"Tapi pria itu menjawab: 'Apa yang bisa saya lakukan? Saat ini hujan dan kita tidak punya uang … '," kenang Ahmad.

Melansir dari Channel News Asia, Ahmad saat itu baru tiga pekan memulai pekerjaan barunya dan belum menerima gaji. Dia pun berjanji untuk membantu keluarga tersebut begitu dia menerima gaji pertamanya.

"Saya pikir pertemuan itu adalah cara Tuhan untuk mengingatkan kepada saya: Jika Anda memiliki sesuatu seperti gaji, Anda tidak boleh lupa (untuk membantu orang lain)," kata Ahmad kepada CNA.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-100 Pangeran Philip, Pangeran Harry Hadir Tanpa Meghan Markle, Ada Apa?

Pada akhirnya, seminggu kemudian, berbekal kompor tersebut dia memasak makanan untuk diberikan kepada keluarga pemulung yang dia lihat pada bulan April.

Namun, dia tidak bisa melacak keluarga tersebut sehingga ia memberikan makanan itu kepada tunawisma lain yang ia jumpai.

Sejak saat itu, Ahmad mulai memberikan makanan kepada kaum yang membutuhkan seminggu sekali, biasanya pada Sabtu atau Minggu malam.

Tidak ada anggaran tetap untuk inisiatif tersebut, tetapi Ahmad (33) menyisihkan sekitar 25 hingga 30 persen dari gaji bulanannya.

Dia menerima gaji sedikit di atas 4 juta rupiah sesuai upah minimum di Jakarta yang berkisar 4,2 juta rupiah.

Baca Juga: Video Sesak Napas di TikTok Picu Bunuh Diri pada Anak-anak, Wanita Asal Italia Ini Diperiksa Kepolisian

Lebih menakjubkan lagi, aksi kemanusiaan itu mulai diikuti para teman-teman Ahmad yang terinspirasi darinya, hingga memutuskan untuk bergabung ikut membagikan makanan di pelbagai penjuru Jakarta.

Namun begitu, Ahmad menegaskan sejak awalnya ia tidak berniat mengajak mereka karena tidak ingin teman-temannya merasa terpaksa harus membantunya.

Hanya saja, di penghujung tahun 2019 seorang teman mengetahui kegiatan sukarela Ahmad dan ingin bergabung.

Seiring dengan waktu, beberapa teman lain mereka pun ikut membantu.

Setiap pekan, sedikitnya lima teman Ahmad akan ikut membantu entah dengan memasak atau membagikan makanan secara cuma-cuma.

Bahkan, beberapa temannya juga menawarkan tempat untuk menyiapkan makanan, karena Ahmad tinggal di kamar kontrakan kecil berukuran 3m x 2,5m.

"Saya harus melipat kasur supaya punya cukup ruang untuk memasak," katanya.

Baca Juga: WhatsApp Tawarkan Mengimpor Pesan Lama ke Telegram, Ini Caranya

Mereka pun, akhirnya biasa menyiapkan makanan untuk sekitar 50 hingga 100 orang dalam setiap kali distribusi makanan, dengan menu umum seperti nasi dan sayur, sedangkan daging sapi tersedia pada momen spesial seperti Idul Fitri dan Natal.

Setiap minggu, mereka pergi ke berbagai penjuru Jakarta agar bisa membantu orang yang berbeda-beda dengan waktu yang terbaik untuk membagikan makanan gratis adalah pada malam hari.

Ini berasal dari hasil dia mengamati bahwa mereka yang ada di jalan-jalan pada siang hari, sering kali adalah pengemis profesional.

Sedangkan, orang-orang yang tidur di jalanan pada malam hari, kemungkinan besar adalah tunawisma asli yang jelas menjadi kelompok perlu bantuan.

Baca Juga: Tiongkok Tidak Lagi Mengakui Paspor BNO, Inggris Tawarkan Hong Kong Permohonan Jadi Warga Negaranya

Adapun pengalaman Ahmad sejauh ini menyenangkan, sehingga cenderung merasa "kecanduan" untuk membantu orang lain, artinya dia tidak pernah mendapat pengalaman yang buruk selama berkegiatan sukarela.

“Pernah ada seorang pria melihat kami dan segera mendekati kami. Dia bertanya apakah dia bisa mendapatkan makanan sambil menunjukkan kepada kami tangannya yang gemetar. Dia belum makan sepanjang hari," kenang Ahmad.

Di lain waktu, mereka pergi ke suatu daerah di Jakarta Selatan dan ingin memberi makanan kepada seorang wanita tetapi dia menolak.

Ia berkata dia tidak membutuhkannya karena baru saja mendapatkan makanan gratis dari orang lain; jadi dia ingin makanan tersebut diberikan kepada orang lain.

Sekitar lima bulan yang lalu, Ahmad bertemu dengan seorang pemulung yang memiliki bayi berumur empat bulan. Bayi itu sangat kecil, katanya.

Baca Juga: Tiongkok Marahi Inggris yang Nekat Ijinkan BNO Jadi Dokumen Perjalanan Penduduk Hong Kong, Ini Balasannya

Untuk itu, Ahmad dan teman-teman memutuskan untuk memberi bayi tersebut susu bubuk secara teratur.

“Sekarang bayinya sudah besar. Ada kepuasan tersendiri melihat bayi tersebut tumbuh besar,” ujarnya.

Meskipun sekarang pandemi Covid-19 merajalela di Indonesia, Ahmad dan kawan-kawan masih melanjutkan amal baik mereka dengan protokol kesehatan, sehingga mereka memberikan makanan tanpa berbincang-bincang dengan para penerima.

Ahmad memperhatikan bahwa semenjak pandemi, mereka terus bertemu tunawisma baru dan ada lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan.

“Saya hanya berharap pandemi segera berakhir karena banyak orang yang di-PHK," katanya.

“Semoga kita juga sehat, sehingga bisa terus saling membantu," pungkas Ahmad mengakhiri.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah