PR PANGANDARAN - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar menanggapi Kongres Luar Biasa alias KLB Demokrat yang mengikutsertakan nama Moeldoko selaku bagian KSP.
Alasan Gus Umar menyoroti karena KLB Demokrat sudah selesai dilaksanakan di di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Bahkan, Gus Umar makin tertartik karena KLB Demokrat tersebut telah menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat periode 2021-2025.
Keputusan tersebut diambil setelah Moeldoko mengalahkan mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie berdasarkan hasil voting dari para peserta KLB Demokrat.
Baca Juga: Soal Polemik KLB Demokrat, Surya Paloh: Semoga Tuhan Lindungi Kita dari Perpecahan
Penetapan tersebut disampaikan oleh Pimpinan Sidang KLB Demokrat, Jhoni Allen Marbun.
KLB Demokrat tersebut mendapat sorotan luas dari masyarakat lantaran banyaknya kontroversi.
Salah satu hal yang menjadi sorotan yaitu berlangsungnya acara tersebut di tengah masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia.
Pasalnya, politisi senior Partai Demokrat, Max Sopacua mengklaim bahwa acara tersebut dihadiri ribuan orang. Hal itu lantas dinilai telah menimbulkan kerumunan.
Gus Umar pun melalui akun Twitter pribadinya @UmarAlChelsea75, menanyakan kepada pihak kepolisian mengapa Moeldoko tidak diperiksa padahal berkerumun.
“Itu Moeldoko bikin kerumunan kenapa Gak diperiksa polisi? @DivHumas_Polri,” cuit Gus Umar seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Twitter, Sabtu, 6 Maret 2021.
Itu Moeldoko bikin kerumunan kenapa Gak diperiksa polisi? @DivHumas_Polri— Umar Al Chelsea (@UmarAlChelsea75) March 6, 2021
Seperti yang diketahui sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai bahwa Moeldoko telah bersekongkol dengan orang dalam, tega dan darah dingin melakukan kudeta.
“Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai norma,” ungkap SBY tegas.***
Artikel Rekomendasi