Menurutnya, jika peristiwa seperti ini terjadi kepada pejabat seperti Wiranto, maka orang-orang akan mudah membuat cerita jika pelaku adalah simpatisan kaum radikal dan sebagainya.
Namun, jika hal seperti ini terjadi pada Syekh Ali Jaber menjadi tanda tanya besar. Motif pelaku melakukan penusukan tidak bisa terbaca.
Penting bagi kita untuk memeriksa motif pelaku. Jika pejabat diserang dalam kasus pak Wiranto, mudah kita bikin plot bahwa pelaku ini “simpatisan kaum radikal, dll). Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka?— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) September 13, 2020
Baca Juga: Din Syamsuddin: Penusukan Ali Jaber Bentuk Kriminalisasi Ulama! Umat Islam Jangan Mudah Terhasut
Hal seperti ini, lanjut Fahri, rawan untuk ada balas dendam, terlebih Syekh Ali Jaber merupakan ulama yang banyak pengikutnya.
Dia membina para hafiz Alquran dan pengajian di seluruh Indonesia, sehingga besar kemungkinan jika ada pengikutnya yang marah dan balas dendam untuk menyerang.
“Kiranya kita perlu memohon kepada pihak keamanan secara keseluruhan agar momen ini terbuka lebar sebagai pelajaran,” ucapnya.
Di akhir, dia berharap jika para ulama dan pembimbing umat serta bangsa khususnya Syekh Ali Jaber diberikan kesabaran dan ketabahan.
Kiranya kita perlu memohon kepada pihak keamanan secara keseluruhan agar momen ini terbuka lebar sebagai pelajaran. Semoga para ulama dan pembimbing ummat dan bangsa khususnya Syaikh Ali Jaber diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin YRA. #SyaikhAliJaber— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) September 13, 2020
***
Artikel Rekomendasi