Hanya Terjadi 3 hingga 7 Tahun Sekali, Berikut Penjelasan Soal La Nina dan Cara Mengantisipasinya

- 14 Oktober 2020, 22:01 WIB
Indeks potensi fenomena La Nina di Indonesia.
Indeks potensi fenomena La Nina di Indonesia. /Dok. BMKG/BMKG

PR PANGANDARAN – La Nina merupakan suatu fenomena alam yang ditandai dengan adanya penurunan suhu perairan di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik.

La Nina berdampak pada perubahan sirkulasi atmosfer seperti intensitas hujan di daerah tropis. La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di Asia, Australia, dan Afrika. Sedangkan kekeringan terjadi di Amerika Serikat.

Pada umumnya, La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan.

Baca Juga: Ngabalin Sebut Pendemo Sampah Demokrasi, Tengku Zul: Sampah Demokrasi itu Penjilat Rezim!

Peristiwa La Lina diawali dengan penurunan suhu permukaan laut di bagian timur Samudera Pasifik.

Peningkatan kecepatan angin pasat timur yang menyebabkan massa air hangat terbawa lebih banyak ke arah bagian barat Samudera Pasifik yang mengakibatkan massa air dingin ke bagian Samudera Pasifik akan bergerak ke atas (upwelling).

Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah barat Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara.

Baca Juga: Romantis Total! Jinyoung GOT7 hingga Jungkook BTS Jadi Idol K-Pop yang Siap Meluluhlantakan Hati

Dampak dari La Nina itu sendiri terjadinya angin pasat timur dan sirkulasi monsoon menguat, curah hujan berkurang di wilayah bagian timur Samudera Pasifik dan potensi hujan di bagian barat ekuator Samudera Pasifik.

Dilansir oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari AntaraNews, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi bencana alam karena puncak fenomena La Nina di Indonesia akan terjadi di Desember 2020 hingga Januari 2021 yang dimana dalam bulan tersebut merupakan musim hujan di Indonesia.

“La Nina puncaknya Desember 2020. Sehingga kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan dalam kisaran Desember hingga Februari,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Habib Rizieq Segera Pulang Kampung, PKS: Keberadaannya Jadi Bukti Demokrasi Hidup di Indonesia

Cara mengantisipasi hal ini dapat dilakukan dengan memantau aplikasi BMKG, yang memuat rincian data hingga tingkat kecamatan.

Data yang terdapat di aplikasi tersebut selalu diperbarui setiap tiga jam sekali dan dapat memprediksi kondisi cuaca untuk tujuh hari kedepan.

Puncak terjadinya La Nina akan terjadi pada bulan Desember-Januari-Februari 2020, dimana tingkat curah hujan akan lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober 2020.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah