Dituduh Jadi Dalang Unjuk Rasa, Gatot: Alhamdulillah, Belum 2 Bulan Sudah Bisa Kerahkan Jutaan Orang

- 17 Oktober 2020, 18:25 WIB
Gatot Nurmantyo bersama Refly Harun.
Gatot Nurmantyo bersama Refly Harun. //Tangkapan Layar Youtube//Refly Harun

PR PANGANDARAN – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dituding menjadi dalang unjuk rasa terhadap penolakan UU Cipta Kerja yang telah disahkan.

Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa fasilitas umum.

Presidium KAMI mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hadir melalui kanal YouTube Refly Harun dalam tayangan yang bertajuk ‘CURHAT GATOT!! BARU 2 BULAN, K4MI SUDAH DISERANG’ yang diunggah pada 15 Oktober 2020.

Baca Juga: Gencar Lakukan Kampanye Daring, Gibran Banjir Dukungan Warga Solo: Pendengar seperti Ayahnya

Melalui video tersebut, Refly Harun meminta pendapat Gatot mengenai tuduhan yang diberikan kepada KAMI terkait dalang dari unjuk rasa penolakan pengesahan UU Cipta Kerja.

“Alhamdulillah. Luar biasanya kami, belum berumur 2 bulan tapi sudah bisa mengerahkan jutaan orang,” ucap Gatot memberikan tanggapan.

Dia menambahkan jika banyak orang menuduh KAMI menjadi dalang berarti persepsi orang terhadap KAMI adalah hebat hingga bisa menggerakan jutaan orang untuk melakukan unjuk rasa.

Baca Juga: Cek Fakta: 10 Jenis Makanan Ini Diklaim Ampuh Hilangkan Virus Corona di Tubuh, Tinjau Kebenarannya

Dia menceritakan saat dirinya menjadi Panglima TNI jika Presiden memang kerap kali dipusingkan dengan permasalahan investasi.

Hal ini karena banyaknya UU yang tumpang tindih sehingga investor merasa ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Sehingga diperlukan adanya rangkuman UU dimana birokrasinya menjadi lebih efisien dan ada jaminan investasi.

Baca Juga: Warga Panik! Batu Legenda Malin Kundang Mendadak Hilang, Dinas Pariwisata Kota Padang Lakukan Ini

“Saya tahu UU ini tujuannya akan mulia, investasi datang, roda ekonomi berputar, ekspor banyak, pajak banyak, dan kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, adanya tekanan bagi pemerintah karena setiap tahun kurang lebih 3 juta tenaga kerja baru bertambah dan 1 juta merupakan lulusan sarjana.

Sehingga semakin meningkatnya tenaga kerja, pemerintah semakin dituntut untuk menyediakan banyak lapangan kerja.

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan ShopeePay Talk: Bertumbuh Lewat Bisnis Delivery Online Bersama Steak 21

Namun, rangkuman UU seperti UU Cipta Kerja yang menjadikan 79 UU menjadi 1 adalah sebuah masalah, terlebih prosesnya seperti siluman, dilakukan tengah malam dan tidak transparan.

“Yang diatur ini kan ada pengusaha ada buruh. Aturan tentang pengusaha dan buruh ini tidak boleh ada garis kayak mau perang, garis pemisah,” ujar Gatot.

“Kemudian tidak boleh berat sebelah, harusnya dilihat kita perlu pengusaha, kita juga perlu buruh. Pengusaha tanpa buruh engga ada yang kerja, buruh ada tanpa perusahaan juga gimana. Inilah yg harus arip dan bijaksana dulu. UU yang ada ini, mengakomodasi semuanya berjalan seimbang,” tambahnya.

Baca Juga: Guru Sejarah Tewas Dipenggal Orang Misterius, Diduga karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad ke Murid

Dia mengatakan jika buruh merupakan representatif dari rakyat Indonesia karena mayoritas rakyat Indonesia adalah buruh. Selain itu, gaji mereka juga rendah jadi menurutnya jangan ditambah susah lagi.

“Maka KAMI adalah selalu menyuarakan suara hati rakyat. Jadi apa yang menjadi suara hati rakyat pasti KAMI berada disitu. Maka pada saat buruh kami mendukung kegiatan ini (unjuk rasa). Dukungan yang diberikan dukungan moral tapi kami tidak ikut dalam aksi demo tapi kalau perorangan silakan,” tuturnya

Dia juga menambahkan jika benar KAMI menjadi dalang unjuk rasa, seharusnya BIN dan Kepolisian RI bisa melihat gerak mereka dan langsung menangkapnya karena profesi mereka sudah teruji.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x