Harus Terjangkau dan Masuk Uji Klinis, 15 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Siap Diterima Bio Farma

- 29 Oktober 2020, 06:32 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /kartika mahayadnya/bisnis.com

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 hingga kini masih menjadi kekhawatiran masyarakat luas, sehingga tersedianya vaksin menjadi solusi memutus virus yang mematikan tersebut.

Kabarnya, sebanyak 15 juta dosis bulk vaksin Covid-19 akan diterima PT. Bio Farma dari perusahaan Biofarmasi Sinovac Biotech Ltd, Tiongkok.

Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Unit Klinik dan Imunisasi Bio Farma, Mahsun Muhammad dalam seminar “Vaksinasi Covid-19 di Indonesia: Dimana Peran Masyarakat”, yang digelar secara virtual pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Baca Juga: Kecam Pernyataan Rasis Macron, Arie Untung Buang Produk Brand Prancis hingga Sarankan Produk UKM

Mahsun menyampaikan bahwa sebanyak 15 juta vaksin akan diterima Bio Farma pada November 2020 mendatang.

“Saat ini, posisinya untuk bulan November 2020 ini 15 juta dosis bulk,” ujarnya.

Mahsun menjelaskan, dosis bulk tersebut merupakan "bahan baku" yang akan diolah oleh Bio Farma menjadi vaksin siap guna, sehingga nantinya dapat didistribusikan dan diberikan ke masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Tak 100 Persen Gratis Lagi, WhatsApp Bakal Kenakan Biaya Bagi Penggunanya

Penggunaan vaksin Sinovac tersebut tentunya harus mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mahsun menegaskan bahwa hingga kini Bio Farma telah meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 sebesar 250 juta per tahun.

Sedangkan untuk vaksin Covid-19 produk jadi dari Sinovac akan dikirim ke Indonesia masing-masing 1,5 juta dosis untuk Bulan November dan Desember 2020.

Baca Juga: Ucapkan Selamat atas Kemenangannya, Khabib Nurmagomedov Diundang Vladimir Putin ke Istana Kremlin

Tentunya, penyuntikan vaksin tersebut akan menunggu persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mahsun menyatakan, penanganan vaksin Covid-19 harus dilakukan secara teliti, yaitu tidak boleh dibekukan, vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius, serta vaksin tahan enam jam setelah dibuka.

Dalam hal in, vaksin Covid-19 harus aman, berkhasiat, mampu menimbulkan antibodi, dan bermutu.

Baca Juga: Ancam Bakar Balkot DKI Jakarta, Perempuan Paruh Baya ini Tulis Sepucuk Surat untuk Anies Baswedan

Sementara itu, Mahsun menegaskan bahwa untuk harga vaksin Covid-19 harus terjangkau serta masuk uji klinis.

"Harga vaksin harus terjangkau, sudah masuk uji klinik fase 3, sesuai untuk penduduk Indonesia, dan dengan biaya distribusi rendah," ungkapnya.

Mahsun menegaskan bahwa vaksin Covid-19 hanya boleh menimbulkan efek samping yang dapat ditoleransi.

Baca Juga: Aespa Segera Debut, K-Netz Malah Ragu dan Bingung Soal Kebenaran di Balik Kontroversi Karina

Menurutnya, pemilihan vaksin harus memperhatikan kemudahan proses distribusi serta penyimpanan terkait suhu vaksin itu sendiri.

Terkait hal tersebut, Mahsun menyatakan bahwa transfer teknologi vaksin sudah dilakukan sejak September 2020 lalu.

Dengan adanya kerja sama dengan Sinovac tersebut, akhirnya vaksin dapat diproduksi di Indonesia.

Baca Juga: Resmi! Kementerian Ketenagakerjaan Terbitkan Surat Edaran Penetapan UMP 2021

Lebih lanjut Mahsun menjelaskan, Sinovac telah mengembangkan vaksin dengan uji Klinik fase 3 di sejumlah negara.

Brazil dengan 8.870 relawan penerima vaksin, Indonesia dengan 1.620 orang, Chili dengan 4.000 orang, Turki dengan 13.000 orang, serta Bangladesh dengan 4.000 orang.

Dalam hal ini, total rencana ada 31.490 orang yang akan menjadi sasaran vaksin tersebut.

Uji klinik fase 3 di Indonesia telah dilaksanakan mulai bulan Agustus 2020 dengan target selesai Januari 2021 mendatang. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah