PR PANGANDARAN - Sebuah bukti mengejutkan disampaikan para ilmuwan setelah masyarakat dunia menjalani lebih dari satu tahun pandemi Covid-19, bahwa mereka telah menemukan jejak purbakala dari epidemi virus corona di Asia Timur.
Sehubungan dengan bukti mengejutkan tersebut, ilmuwan juga mengatakan bahwa epidemi dari virus corona telah memiliki jejak lebih dari 20.000 tahun yang lalu di Asia Timur.
Tepatnya, bukti mengejutkan itu dilaporkan dalam studi baru dari jurnal Current Biology, menyebut bahwa jejak purbakala menyebutkan epidemi virus corona besar pernah pecah lebih dari 20.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Gadis Malaysia Ini Nekat Memukuli Teman Sekelasnya, Alasannya Karena Cemburu pada Hal Ini
Melansir dari The Print Dalam dua dekade terakhir ini, ada beberapa epidemi virus corona yang terjadi di Asia timur.
Virus pertama adalah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), yang berasal dari Cina pada 2002, yang telah menewaskan lebih dari 800 orang.
Kedua virus MERS atau Sindrom Pernafasan Timur Tengah, yang pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada 2012, yang menewaskan lebih dari 850 orang.
Kemudian sekarang, yaitu SARS-CoV-2, yang menyebabkan infeksi virus Covid-19, yang telah menewaskan setidaknya lebih dari 3.8 juta orang di seluruh dunia sejauh ini.
Sedangkan berdasarkan studi baru dalam jurnal Current Biology itu, peristiwa lebih dari 20.000 tahun yang lalu ternyata telah meninggalkan jejak dalam genom manusia, yang kemudian tim dari Queensland University of Technology (QUT), University of Arizona, University of California San Francisco, dan University of Adelaide untuk menemukan bukti epidemi virus corona.
Artikel Rekomendasi