PR PANGANDARAN – Beredar di Facebook dan Instagram pada hari-hari menjelang pemilihan umum AS (Amerika Serikat) 2020, postingan tersebut menunjukkan klip Joe Biden yang mengatakan, ‘Kami telah mengumpulkan, menurut pendapat saya, organisasi penipuan pemilih yang paling luas dan inklusif dalam sejarah politik Amerika.’
Postingan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah video itu menunjukkan kandidat presiden dari Partai Demokrat ‘mengakui (melakukan) kecurangan pemilih.’
Itu hanya kesalahan kecil Biden menggambarkan program perlindungan pemilih yang telah diluncurkan kampanyenya untuk mengantisipasi potensi perselisihan hukum atas hasil pemilu 3 November melawan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Ramai Beri Dukungan untuk Joe Biden, Warga Tiongkok Pilih Musuh yang Lebih Stabil Daripada Trump
Klaim tersebut jatuh ke dalam pernyataan tidak berdasar yang diulangi oleh Presiden Trump dan beberapa sekutu Partai Republik bahwa lonjakan pemungutan suara di tengah pandemi virus corona akan menyebabkan penipuan besar-besaran dalam pemilihan November.
Para ahli mengatakan kecurangan pemilu menjadi semakin langka di Amerika Serikat, di mana hampir satu dari empat pemilih yang memberikan suara masuk atau tidak ada pada tahun 2016.
Pada 24 Oktober, Presiden Trump dan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany membagikan klip tersebut di Twitter, dengan men-tweet, ‘Sungguh hal yang mengerikan bagi Biden untuk mengatakannya! Pemilu yang Dicurangi?’.
Baca Juga: Jika Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS, Ternyata Ini Dampak Besar untuk RI yang Dibongkar Pengamat
Kemudian McEnany juga men-tweet, ‘@JoeBiden membual tentang memiliki 'organisasi PENIPUAN SUARA paling luas dalam sejarah’ sembilan jam kemudian.
Klip tersebut diambil dari wawancara hampir 27 menit dengan Biden di Crooked Media's ‘Pod Save America,’ podcast politik progresif yang dipandu oleh mantan asisten Presiden Barack Obama Jon Favreau, Jon Lovett, Dan Pfeiffer dan Tommy Vietor dan Klip itu diunggah ke YouTube pada 24 Oktober.
Artikel Rekomendasi