PR PANGANDARAN - Seorang bayi laki-laki mungil yang dilahirkan oleh sang ibu dengan Covid-19, diketahui memiliki antibodi untuk melawan Covid-19.
Celine Ng-Chan, 31 tahun terinfeksi Covid-19 setelah melakukan perjalan dari Eropa. Penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu menjangkitnya saat dirinya hamil.
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Strait Times, dokter spesialis mengatakan bahwa bayi laki-laki bernama Aldrin itu menerima transfer antibodi Covid-19 dari sang ibunda.
Baca Juga: Kembali Naik Ring, Mike Tyson Mengaku Sempat Takut Laga Ini Akan 'Membahayakan' Nyawanya
"Ini sangat menarik. Dokter spesialis anak mengatakan antibodi Covid-19 saya hilang tetapi Aldrin memiliki antibodi Covid-19.
"Dokter saya mencurigai saya telah mentransfer antibodi Covid-19 saya kepadanya selama kehamilan saya," ujarnya.
Aldrin, yang lahir dengan berat 3,5 kg pada 7 November 2020 lalu ditangani tim medis Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH) Singapura.
Baca Juga: Sulawesi Berduka, Tagar Pray For Sigi Trending, Mahfud MD dan Fiersa Besari Mengutuk Keras Pelaku
Sementara itu, saat dimintai keterangan, Ng-Chan mengatakan kehamilannya sangat dramatis, karena dia, ibu dan putrinya semuanya tertular Covid-19 setelah kembali dari liburan keluarga ke Eropa pada bulan Maret.
Suami dan ayahnya, yang juga sedang dalam perjalanan, lolos dari infeksi.
Bahkan, ibunda Ng-Chan terancam bakal meninggal usai dihantam masa-masa kritis akibat Covid-19.
Baca Juga: Ini 10 Lembaga Negara Non-Kementerian yang Dibubarkan Presiden Jokowi, Lengkap dengan Tugas Barunya
Alhasil, sang ibundanya harus berada di rumah sakit selama empat bulan dan menghabiskan 29 hari dengan mesin pendukung kehidupan (Oksigen).
Sedangkan, Ng-Chan dan Aldrina hanya sakit ringan dan keluar dari rumah sakit setelah 2,5 minggu.
Saat didiagnosis Covid-19, Nyonya Ng-Chan hamil 10 minggu.
Baca Juga: Ucapkan ‘Insya Allah’ di TV Nasional, Joe Biden Banjir Pujian Warga AS: Terdengar Gila Tapi Nyata
Dia berkata: "Saya tidak khawatir Aldrin akan tertular Covid-19 karena saya membaca bahwa risiko penularan (dari ibu ke janin) sangat rendah."
Dia juga mengetahui pasangan lain, Natasha dan Pele Ling, yang sedang mengharapkan anak pertama mereka ketika mereka berdua jatuh sakit dengan Covid-19 pada bulan Maret.***