Muncul Klaster Covid-19 Baru di Beijing, Tiongkok Klaim Disebabkan Orang Indonesia

1 Januari 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/visuals3Dde

PR PANGANDARAN - Pemerintah Beijing, Tiongkok baru-baru ini merilis hasil penyelidikan menyeluruh epidemiologi atas 16 kasus sebagai klaster Covid-19 baru yang dilaporkan muncul di distrik Shunyi.

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Global Times pada Rabu, 30 Desember 2020, wakil direktur pusat kota untuk pencegahan penyakit, Pang Xinghuo melaporkan bahwa lonjakan tiba-tiba itu disebabkan oleh kasus impor dari Indonesia.

Distrik Shunyi yang berada dekat dengan Bandara Internasional Ibukota Beijing telah melaporkan adanya 16 pasien Covid-19 baru sejak infeksi pertama diidentifikasi pada 23 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Rayakan Malam Tahun Baru, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Kunjungi Sosok Pemulung yang Viral

Jumlah tersebut di antaranya terdiri dari 14 kasus lokal yang dikonfirmasi, satu kasus tanpa gejala, dan satu kasus impor.

Klaster baru di Beijing itu diklaim akibat virus yang disebarkan dari luar negeri. Klaim itu didasarkan pada analisis urutan genetik virus yang menunjukkan bahwa virus itu termasuk ke dalam genotipe-L dari cabang Eropa. Virus itu memiliki kemiripan yang tinggi dengan strain virus yang ditemukan di Asia Tenggara pada bulan November 2020 lalu.

Berdasarkan laporan, Pang Xinghuo menjelaskan bahwa seorang pria berusia 28 tahun memasuki Provinsi Fujian di Tiongkok Timur pada akhir November 2020 lalu. Pria itu lalu melakukan perjalanan ke distrik Shunyi di Beijing.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang SBS Drama Awards 2020: Namkoong Min Daesang, Penthouse Borong Penghargaan

Dia pergi ke Beijing pada 10 Desember usai menyelesaikan karantina 14 hari di Fujian dan dinyatakan negatif setelah tes asam nukleat.

Dalam perjalanan menuju Beijing, pria itu duduk di sebelah pasien yang dikonfirmasi berasal dari Indonesia dan sebelumnya tercatat pernah melakukan penerbangan dari Indonesia ke Fujian.

Pria itu kemudian dinyatakan positif dalam tes antibodi serum dan negatif dalam tes asam nukleat lainnya pada 26 Desember 2020. Bahkan, saat dilakukan tes berikutnya, dirinya dinyatakan positif virus corona dan pria itu dibawa ke Rumah Sakit Ditan, Beijing.

Baca Juga: Kakinya Diterkam Buaya dan Hampir Diseret ke Sungai, Bocah Ini Berhasil Selamat, Simak Kisahnya

Tes asam nukleatnya kemudian menjadi positif pada 28 Desember 2020 dan dirinya diidentifikasi sebagai pembawa virus corona.

Kasus impor ini berdampak dengan memunculkan beberapa orang lainnya lantaran pria itu juga menginfeksi teman sekamarnya.

Kemudian kasus itu juga menyebabkan infeksi pada pegawai supermarket dan sekelompok pengemudi dan serta pekerja yang sempat memakai jasa mobil online di kawasan industri Jinma secara berkelompok.

Baca Juga: Punya Kuku Tangan Terpanjang di Dunia, Seorang Nenek Berniat Jual, Intip Harga Fantastisnya

Pang mencatat bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan kalau kluster baru di Shunyi ini berkaitsn dengan kasus dilaporkan di distrik Xicheng Beijing.

Akibatnya munculnya kluster baru ini, seorang pejabat senior di distrik Shunyi, Zhi Xianwei menyampaikan dalam konferensi pers pada Rabu, 30 Desember 2020 bahwa distrik tersebut kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Distrik Shunyi telah membatalkan semua kegiatan yang dihadiri lebih dari 100 orang, menghentikan kegiatan kerumunan dan mendorong upaya pencegahan di restoran dan sekolah.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Global Times

Tags

Terkini

Terpopuler