Update Perang Dunia 3: Deretan Negara Paling Bahaya di Dunia Saat Joe Biden Dilantik Jadi Presiden

8 Januari 2021, 18:20 WIB
Ditengah Pandemi Virus Corona pelantikan Joe Biden Presiden Amerika Serikat Terpilih akan sedikit yang diundang tidak seperti pelantikan sebelumnya.* /instagram.com/joebiden

PR PANGANDARAN – Joe Biden telah dinyatakan menang dalam pemilihan Presiden pada November 2020 melawan Donald Trump.

Akibat hasil pemilihan Presiden itu terjadi perpecahan politik di mana pendukung Trump terus melakukan kerusuhan.

Pada hari Rabu, Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) diserang oleh sebagian besar pendukung garis keras Trump yang menyerukan agar hasil pemilu 3 November dibatalkan dan mengklaim bahwa Presiden saat ini adalah pemenang yang sah.

Baca Juga: Hanya 13 Hari Tersisa, Banyak Pihak Serukan 'Pemakzulan' Donald Trump Usai Hasut Serangan di Capitol

Trump sendiri tidak membantu dan malah memperburuk situasi dengan terus mengklaim jika kekalahannya karena adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak Biden.

“Jika kita salah, kita akan dibodohi. Tetapi jika kita benar, banyak dari mereka yang akan masuk penjara. Jadi mari kita uji coba dengan pertarungan,” ucap pengacara Trump, Rudi Giuliani dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Express pada Jumat, 8 Januari 2021.

Usai kerusuhan tersebut, 52 orang telah ditangkap sementara empat orang dinyatakan tewas di mana seorang wanita ditembak di bagian dada dalam video yang beredar.

Baca Juga: Terancam Digulingkan, Pembelaan Donald Trump Malah Jadi Lelucon Warganet Singgung Ivanka

Berbicara mengenai potensi bahaya yang ditimbulkan AS terhadap dunia di bawah pimpinan Trump dan calon Presiden Biden, Profesor Hubungan Internasional di Universitas Metropolitan London, Dr. Andrew Moran mengatakan Biden kemungkinan akan mengambil pendekatan yang berbeda.

“Kekuatan Amerika dilihat oleh dunia menurun. Keruntuhan ekonomi tahun 2008 secara substansial merusak model kapitalisme, sementara kepercayaan banyak orang pada kekuatan militer Amerika telah dirusak oleh kegagalan di Afghanistan dan Irak,” ucap Moran.

Dia menambahkan jika insiden di Washington pada hari Rabu semakin membuat jelek AS di mata dunia.

Baca Juga: Intip Foto Jadul Gisel Bareng MYD di OVJ, Ternyata Sempat Diunggah Akun Pribadinya Tahun 2011?

“Penyerbuan Gedung Capitol telah secara substansial merusak kredibilitas demokrasi Amerika dan lembaga-lembaganya dan ini dimanfaatkan oleh para pemimpin di Tiongkok dan Rusia,” paparnya.

Moran mengungkapkan jika Presiden terpilih Biden dapat menggunakan kekuatannya untuk mengembalikan reputasi AS sebagai negara yang kuat dan berpengaruh secara militer.

“Ketika menjadi Wakil Presiden, Biden bekerja dengan Presiden, Barack Obama, yang meskipun enggan terlibat dalam konflik langsung di luar negeri bersedia menggunakan kekuatan dengan cara yang lebih rahasia, seperti penggunaan serangan drone, pasukan khusus, dan perang dunia maya,” tuturnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Tinggi hingga Tutup 2 Kota dalam 2 Hari, Tiongkok Tolak Kunjungan WHO

Perang Dunia III semakin menjadi perbincangan karena semakin tingginya ketegangan di beberapa negara.

Selama setahun terakhir, negara-negara paling berbahaya dan berisiko ekstrem kebanyakan berada di Afrika dan Timur Tengah.

“Ada wilayah tertentu di setiap daerah yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi atau mungkin lebih berbahaya daripada yang lain,” ucap Erika Weisbrod, Direktur Solusi Keamanan di International SOS.

Baca Juga: Raffi Ahmad hingga Najwa Shihab Disebut Dapatkan Vaksin Pertama, Kemenkes Buka Suara

Berikut negara paling berbahaya di dunia yaitu Libya, Suriah, Irak, Yaman, Somalia, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Ukraina Timur, Mali, Pakistan, Afganistan, dan Mesir.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler