‘Bumi dalam Bahaya’, WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Bakal Jadi Endemik di Masa Depan

1 Maret 2021, 10:30 WIB
‘Bumi dalam Bahaya’, WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Bakal Menjadi Endemik di Masa Depan. //Pixabay/Padrinan

PR PANGANDARAN – Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan jika pandemi Covid-19 saat ini belum tentu yang paling parah.

Menurut Profesor David Heymann, Ketua kelompok penasihat strategis dan teknis WHO untuk bahaya infeksi mengatakan jika Covid-19 bisa menjadi endemik.

“Dunia mengharapkan herd immunity, yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal,” ucap pakar WHO itu dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Guardian pada Senin, 1 Maret 2021.

Baca Juga: Ini Daftar Penyanyi K-Pop di Bawah Naungan Kakao M yang Dihapus dari Spotify

Australia menegaskan penyelidikan WHO tentang asal Covid-19 harus kuat, meskipun ada ketegangan di Tiongkok.

Namun, Profesor David Heymann, yang juga seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan konsep herd immunity telah disalahpahami.

“Tampaknya takdir SARS-CoV-2 menjadi endemik, seperti halnya empat virus Corona manusia lainnya, dan akan terus bermutasi saat berkembang biak di dalam sel manusia, terutama di area dengan penerimaan yang lebih intens,” jelasnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Senin 1 Maret 2021: Elsa Kembali Berulah, Andin Dituding Dalang Pembunuhan Roy

“Untungnya, kita memiliki alat untuk menyelamatkan nyawa, dan ini dikombinasikan dengan kesehatan masyarakat yang baik membuat kita belajar hidup dengan Covid-19,” lanjut Profesor David Heymann.

Kepala program kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan skenario yang mungkin terjadi adalah virus akan menjadi endemik lain yang akan tetap menjadi ancaman.

“Masih harus dilihat seberapa baik vaksin dapat digunakan. Keberadaan vaksin, bahkan dengan efikasi tinggi, bukanlah jaminan untuk memberantas penyakit menular. Itu adalah standar yang harus kita lalui,” papar Dr. Mike Ryan.

Baca Juga: Ayus Ceraikan Ririe demi Nissa Sabyan, Tebe Eks Sabyan: Gak Ada Obat, Padahal Kak Eri Tuh Luar Biasa!

Itulah mengapa tujuan pertama dari vaksin untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi yang rentan.

Dr. Mike Ryan memperingatkan bahwa pandemi berikutnya mungkin lebih parah dibandingkan yang terjadi saat ini.

“Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita ambil dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kerugian, adalah kita perlu bertindak bersama,” kata Dr. Mike Ryan menjelaskan.

Baca Juga: Pembeli iPhone 12 Pro Max Kena Tipu Kurir, Bayar Rp21 Juta Malah Dapat Minuman Apel

Kepala WHO Dr. Soumya Swaminathan mengatakan vaksinasi tidak berarti membuat protokol kesehatan masyarakat seperti jarak sosial akan dapat dihentikan.

Fungsi pertama dari vaksin adalah untuk mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah dan kematian.

“Saya tidak yakin kami memiliki bukti tentang vaksin mana pun dapat mencegah orang benar-benar infeksi Covid-19,” tutur Dr. Mike Ryan.

Baca Juga: Dilarikan ke Amerika, Nia Ramadhani Terbaring Lemas dan Merengek Kesakitan

"Jadi saya pikir kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama,” sambungnya.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler