Balas Kecaman Inggris atas Dugaan 'Genosida Muslim Uighur', Tiongkok Nilai Itu Melanggar Hukum Internasional

23 April 2021, 21:46 WIB
Protes terhadap genosida yang dilakukan pemerintah China terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang /Kuzzat Altay/Unsplash

PR PANGANDARAN - Setelah Inggris melontarkan kecaman tentang dugaan genosida kepada Muslim Uighur di Xinjiang, kini mendapat balasan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Tiongkok di Inggris pada Jumat, 23 April 2021.

Lebih lanjut, Tiongkok menilai kecaman Inggris atas dugaan genosida Muslim Uighur itu penuh 'kebohongan' yang melanggar hukum internasional.

"Mendiskreditkan dan menyerang Tiongkok dan sangat menentang dan mengutuk langkah tersebut," tulis Kedubes Tiongkok membalas kecaman Inggris atas dugaan genosida Muslim Uighur, dalam situsnya, dikutip dari CGTN.

Baca Juga: India Kritis 'Tsunami Covid-19', Lonjakan Kasus Cetak Rekor Baru Sedang Pasokan Oksigen ke Titik Terendah

Namun begitu, kecaman Inggris tentang 'genosida' didefinisikan sebagai kejahatan internasional yang parah terkait dengan 'aturan prosedur yang berwibawa, tegas dan tidak fleksibel'.

Bahkan, tidak ada satu negara atau organisasi yang secara sewenang-wenang dapat menyimpulkan bahwa negara lain telah melakukan 'genosida'.

Untuk itu, Juru bicara Kedubes Tiongkok mengatakan Inggris secara terang-terangan mencampuri urusan dalam negeri Beijing.

Sementara itu, Tiongkok akan tetap teguh dalam tekadnya untuk melindungi kepentingan kedaulatan, keamanan dan pembangunannya.

Baca Juga: Oh Na Ra, Kim Kang Hoon dan Kim Sang Kyung Bakal Bermain Pada Drama Badminton SBS

Kedubes Tiongkok juga mendesak Inggris untuk mengambil tindakan konkret untuk menghormati kepentingan inti Tiongkok.

Pernyataan Kedubes Tiongkok tersebut juga memberikan statistik mengenai perkembangan Xinjiang.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "China Kecam Inggris karena Sebut 'Genosida' Atas Kebijakan Xinjiang: Secara Terangan-terangan Mencampuri"

Tiongkok mencatat bahwa populasi etnis Uighur di wilayah tersebut meningkat dari sekitar 10 juta menjadi lebih dari 12 juta antara tahun 2010-2018.

Baca Juga: Kate Middleton Tak Terintimidasi Ulah Meghan Markle, Ahli Sebut Hal di Balik Sifat Misteriusnya

Peningkatan tersebut lebih dari 25 persen, jauh lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan etnis mayoritas Han di Tiongkok.

Bahasa lisan dan tulisan, budaya tradisional dan adat istiadat semua kelompok etnis dilindungi dan didukung dengan baik, kata pernyataan kedubes Tiongkok.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler