Pelajar 22 Tahun Temukan Virus yang Mirip dengan Penyebab Covid-19, Ini Penjelasan Ahli

26 April 2021, 20:20 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.com/fernandozhiminaicela

PR PANGANDARAN – Virus korona baru yang mirip dengan pandemi Covid-19 telah ditemukan pada kelelawar di Inggris.

Meskipun diketahui bahwa saat ini virus tersebut bukanlah ancaman bagi manusia.

Virus, RhGB01, pertama kali ditemukan oleh seorang pelajar sarjana ekologi berusia 22 tahun, Ivana Murphy.

Baca Juga: Roasting Artis Jadi Bumerang, Mbak You Peringatkan Kiky Saputri Hati-hati: Masalah dengan Sule...

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post, Times of London mengatakan bahwa Ivana Murphy menemukan virus itu saat mengumpulkan kotoran kelelawar untuk disertasi tahun terakhirnya.

Meskipun ini adalah pertama kalinya virus semacam itu ditemukan pada kelelawar di Inggris, virus ini mirip dengan yang ada di balik pandemi.

Laporan itu mengatakan bahwa penyebab diduga berasal dari kelelawar.

Baca Juga: Wali Kota Sorong Lambert Jitmau Resmi Pimpin Partai Golkar Papua Barat

“Sejauh ini, virus Inggris ini bukanlah ancaman bagi manusia," kata Andrew Cunningham dari Zoological Society of London, salah satu penulis studi tentang virus tersebut.

"Domain pengikat reseptor bagian dari virus yang menempel pada sel inang untuk menginfeksi mereka tidak kompatibel dengan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia," tegasnya.

Ketakutan sebenarnya adalah jika manusia menularkan Covid-19 ke kelelawar.

Baca Juga: Anggap Dirinya Mati, Korban KRI Nanggala 402: Bapak Saya Sudah Penuhi Janji Saya...

Kemudian bergabung dengan RhGB01 untuk membentuk virus baru lagi, menambah tantangan baru pada vaksin saat ini.

"Mencegah penularan Sars-CoV-2 ke kelelawar sangat penting dengan kampanye vaksinasi massal global saat ini melawan virus ini," ujarnya.

Ia memperingatkan penelitian yang akan diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.

Baca Juga: Perankan Karakter Unik, Youn Yuh-jung Berhasil Bawa Pulang Piala Oscar 2021

Diana Bell, seorang profesor di University of East Anglia juga terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan hal itu menyoroti risiko orang yang bersentuhan dengan kelelawar.

“Siapa pun yang bersentuhan dengan kelelawar atau kotorannya, seperti penyelamat kelelawar atau penjelajah gua, harus memakai (alat pelindung diri) yang sesuai untuk mengurangi risiko mutasi,” katanya.

Lebih lanjut ia juga mengatakan perlu mempersiapkan regulasi yang ketat.

Baca Juga: KRI Nanggala 402 Ditemukan, Pihak AS Beri Pesan Mengejutkan untuk Menhan Prabowo Subianto

“Kami perlu menerapkan peraturan ketat secara global untuk siapa pun yang menangani kelelawar dan hewan liar lainnya,” ungkapnya.

Murphy merupakan siswa yang pertama kali menemukan virus itu khawatir akan membuat serangan kelelawar.

"Saya khawatir orang-orang akan tiba-tiba mulai takut dan menganiaya kelelawar, yang merupakan hal terakhir yang saya inginkan dan tidak perlu," katanya kepada surat kabar itu.

Baca Juga: Sedih Lihat Anak Korban KRI Nanggala 402 kunci Ayahnya, Hotman Paris Siap Tanggung Biaya Sekolahnya

"Seperti halnya semua satwa liar, jika dibiarkan tidak menimbulkan ancaman apa pun," sambungnya.***

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: nypost

Tags

Terkini

Terpopuler