Sinopharm Akui Kembangkan Vaksin Covid-19 Khusus Lawan Varian Delta, Begini Penjelasannya

19 Agustus 2021, 19:20 WIB
Sinopharm mengakui sedang percepat pengembangan vaksin Covid-19 khusus melawan varian Delta, begini penjelasannya. /PEXELS/Anna Tarazevich

PR PANGANDARAN - Setelah varian Delta Covid-19 terus menyebar di penjuru Wuhan, direktur sebuah institut yang berada di bawah China National Biotec Group (CNBG), anak perusahaan Sinopharm, menyatakan sedang mempercepat pengembangan vaksin Covid-19 khusus Delta.

Menjadi alasan Sinopharm mempercepat pengembangan vaksin Covid-19 khusus Delta, diketahui varian Delta baru menyebar ke Wuhan setelah sekitar satu tahun hampir tidak ada kasus Covid-19 di kota itu.

Lebih lanjut, direktur institut milik anak perusahaan Sinopharm, Duan Kai, mengatakan bahwa dengan dukungan dari pemerintah setempat, pihaknya segera mempercepat pengembangan vaksin Covid-19 khusus Delta, seiring varian Delta kembali melaporkan satu kasus dikonfirmasi pada 2 Agustus

"Kami mempercepat penelitian pada varian. Kami melakukan upaya untuk menyelesaikan penelitian uji coba pra-klinis dan mengajukan persetujuan penggunaan darurat sesegera mungkin," kata Duan.

Baca Juga: Anak-anak Usia 3-17 Tahun di China akan Dapat Vaksin Sinopharm untuk Penggunaan Darurat

Duan mengatakan bahwa menurut data dari uji klinis Fase III pada vaksin Covif-19 yang dikembangkan oleh institut, vaksin tersebut menunjukkan kemanjuran perlindungan keseluruhan sebesar 72,51 persen untuk semua penerima dan kemanjuran 100 persen terhadap penyakit sedang dan kritis untuk semua pasien yang dikonfirmasi.

"Semua penerima dapat menghasilkan antibodi yang tinggi," kata direktur.

Duan meminta masyarakat untuk divaksinasi karena dia percaya bahwa vaksinasi skala besar telah membantu Wuhan dengan cepat mengendalikan varian baru Covid-19 tersebut

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru Agustus 2021: Shopee Indonesia Buka Kesempatan untuk Fresh Graduate

Di sisi lain, seorang ahli vaksin yang berbasis di Guangzhou, Zhuang Shilihe mengatakan kepada Global Times pada hari Selasa bahwa ancaman terbesar Delta adalah infektivitasnya yang tinggi daripada kapasitasnya untuk lolos dari kekebalan.

Banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti China dan asing telah membuktikan bahwa vaksin saat ini masih efektif dalam mencegah penyakit kritis dan kematian yang disebabkan oleh mutasi virus, termasuk Delta, kata Zhuang.

Metode paling efektif untuk melindungi orang dari Delta masih vaksinasi dan intervensi non-farmasi, seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial, menurut Zhuang.

Baca Juga: NATO Salahkan Presiden Ashraf Ghani Kabur hingga Afghanistan Dikuasai Taliban: Kepemimpinan yang Gagal...

Namun dalam jangka panjang Duan mengatakan bahwa suntikan booster akan diperlukan untuk meningkatkan efisiensi vaksin melawan mutasi yang lebih menular. Dia mencatat bahwa institut Wuhan bertujuan untuk menghasilkan 80-100 juta dosis per bulan untuk memenuhi permintaan.

Beberapa ahli Cina mencatat bahwa beban virus Delta yang tinggi juga memerlukan suntikan booster untuk meningkatkan tingkat antibodi pada penerima untuk menetralisir virus.

Lembaga tersebut telah membangun jalur produksi yang dirancang untuk menghasilkan satu miliar tembakan per tahun, menurut Duan.

Baca Juga: Nasihat Ustaz Maulana untuk Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar: Semua yang Hadir, Kita Jadi Saksi...

Dia mengatakan, perlu 70-80 persen dari populasi nasional untuk mendapatkan vaksinasi untuk membangun kekebalan kelompok terhadap Covid-19.

Tingkat vaksinasi yang tinggi di antara kelompok berisiko tinggi sangat penting untuk melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi, seperti mereka yang memiliki penyakit kronis serius atau hipoimunitas.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, lebih dari 777 juta orang di China telah menyelesaikan vaksinasi pada 12 Agustus 2021 lalu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times

Tags

Terkini

Terpopuler