Prajurit TNI Gugur saat Jalankan Misi Perdamaian Dunia di Kongo, PBB Mengutuk Serangan Brutal Pelaku

24 Juni 2020, 08:28 WIB
TNI Perdamaian Dunia di Kongo //*Antara

PR PANGANDARAN - Keberanian prajurit TNI yang tergabung dalam kelompok perdamaian dunia baru saja menjadi sorotan media internasional.

Dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu dengan gagah dan berani menghadang Tank perang milik Israel yang hendak melancarkan serangan ke Lebanon.

Aksi para prajurit TNI di kancah internasional begitu membanggakan bagi Indonesia, bagaimana tidak, mereka bertugas mempertaruhkan nyawa untuk misi mulia, yakni perdamaian dunia.

Baca Juga: Ini Daftar Pesangon 430 Karyawan Gojek yang Kena PHK, Salah satunya di Atas Standar Pemerintah

Dalam sebuah tugas mulia para pejuang keamanan dunia, pasti tak akan luput dari ancaman kematian, seperti yang terjadi pada dua tentara Indonesia yang menjadi korban serangan musuh dunia.

Kabar ini diketahui dari akun Twitter Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ia mengunggah ucapan belasungkawa di laman @Menlu_RI.

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno, dikutip PikiranRakyat-Pangandran.com.

Baca Juga: Detik-detik Miliarder asal Rusia Tewas Mengenaskan saat Berkencan dengan Sang Kekasih di Bali

Seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, dilaporkan meninggal dunia.

Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi, gugur saat bertugas. Menurut pernyataan PBB ia diserang oleh milisi pada malam hari, Senin, 22 Juni 2020.

Selain Sersan Mayor, satu tentara lainnya yang diduga berasal dari Indonesia juga mengalami luka cukup berat akibat serangan itu.

Baca Juga: 3 Peluru Mortir Sisa Perang Dunia II Ditemukan Petani Ciamis, Warga hingga Polisi Kaget: Masih Aktif

Peristiwa ini terjadi ketika mereka berdua tengah kedapatan tugas untuk berpatroli malam. Kemudian serangan muncul berjarak sekira 20 kilometer dari Beni di Provinsi Kivu Utara.

Nahas, satu terntara tewas di lokasi kejadian, sedangkan lainnya mendapat luka yang cukup parah.

Menanggapi hal ini, Dewan Keamana PBB mengutuk keras serangan MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi.

Baca Juga: Jadi Puteri Kebanggaan Komedian Parto, Amanda Caesa Tolak Tambahan Uang Jajan Rp 1,2 Juta per Bulan

Sehingga pelaku dapat di perkarakann secara hukum dan diboyong menuju meja pengadilan.

Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan yang diduga dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara itu.

Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.

Baca Juga: Ungkap Kondisi Driver Ojol yang Terkena Tembakan Komplotan Jhon Kei, Polisi: Sudah di Operasi

ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an. Mereka menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Pada 1995, kelompok itu pindah ke Republik Demokratik Kongo, yang menjadi basis operasinya, meskipun mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.***

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler