Janjikan Kebebasan Palestina, Joe Biden-Kamala Harris akan Rombak Kebijakan Trump di Timur Tengah

10 November 2020, 20:22 WIB
Momen kebersamaan presiden terpilih AS Joe Biden dan Kamala Harris sebagai wakilnya.* /Twitter.com/@HillaryClinton

PR PANGANDARAN - Kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat 2020 memberi angin segar bagi negara-negara Timur Tengah, terutama Palestina.

Pasalnya, pemerintahan kandidat Presiden AS, Joe Biden dikabarkan akan mengubah sejumlah kebijakan Presiden Donald Trump yang kontroversial, terutama soal Palestina dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Kamala Harris. Kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat tersebut menyampaikan sejumlah janji dalam sebuah wawancara dengan Arab American News.

Baca Juga: Merasa Dilecehkan dengan Narasi 'Coblos Udelnya', Keponakan Prabowo Laporkan Akun Facebook ke Polisi

Menurutnya, bersama Biden, ia memastikan bahwa kedua negara akan sama-sama merasakan kehidupan yang lebih baik.

"Joe dan saya juga percaya pada nilai dan nilai setiap Palestina dan setiap Israel dan kami akan bekerja untuk memastikan bahwa Palestina dan Israel menikmati tindakan yang sama berupa kebebasan, keamanan, kemakmuran dan demokrasi," ungkapnya, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Middle East Monitor pada Selasa, 3 November 2020.

Sebelumnya, kebijakan mengejutkan di era Trump membuat AS lebih berpihak pada pemerintah anti-Palestina dan mendukung pemerintah Israel pimpinan Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Senator hingga Kantor Radio AS Desak Trump Calonkan Diri di Pilpres AS 2024: Dia Harus Tetap Hidup!

Terkait hal tersebut, Kamala Harris menambahkan bahwa dirinya bersama Joe Biden berjanji akan menghadirkan solusi bagi kedua negara.

"Kami berkomitmen pada solusi dua negara, dan kami akan melakukannya. Menentang setiap langkah sepihak yang merusak tujuan itu. Kami juga akan menentang aneksasi dan perluasan pemukiman," ujarnya.

Kamala Harris juga berjanji untuk mengubah keputusan Trump yang telah mencabut organisasi yang memberikan bantuan kepada Palestina. 

Baca Juga: Angkut Pasien Covid-19 hingga 87 Sehari, Simak Kisah Perempuan Pertama Sopir Ambulans di Wisma Atlet

Menurutnya, permasalahan yang kini dihinggapi Palestina dan negara-negara Timur Tengah lainnya adalah krisis ekonomi dan kemanusiaan.

"Akan mengambil langkah segera untuk memulihkan bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada rakyat Palestina, mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, membuka kembali konsulat AS di Yerusalem Timur dan bekerja untuk membuka kembali misi PLO di Washington," ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan Timur Tengah secara lebih luas, Kamala Harris menuturkan bahwa di Suriah, pemerintahan yang dipimpin Biden akan membantu penyelesaian konflik.

Baca Juga: Nyalakan Lilin sebagai Bentuk Kritik, Komunitas Wong Suroboyo Prihatin dengan Rumah Radio Bung Tomo

"Akan sekali lagi berdiri dengan masyarakat sipil dan mitra pro-demokrasi di Suriah, dan membantu memajukan penyelesaian politik di mana rakyat Suriah memiliki suara," tuturnya.

Selain menyinggung Palestina dan Suriah, Kamala Harris juga mengungkapkan soal perkembangan yang berkaitan dengan Arab Saudi.

Kamala Harris menyatakan bahwa AS tidak akan diam menyaksikan Arab Saudi menghadirkan malapetaka di wilayah tersebut. Salah satunya adalah soal konflik di Yaman.

Baca Juga: Ditanya Ayu Dewi Soal Pemikirannya tentang Mantan Kekasih, Nia Ramadhani: Mantan Ya? Pelajaran Sih

"Alih-alih bersiaga saat pemerintah Arab Saudi mengejar bencana, kebijakan berbahaya, termasuk perang yang sedang berlangsung di Yaman, kami akan menilai kembali hubungan AS dengan Arab Saudi dan mengakhiri dukungan untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman," ungkap Kamala Harris.

Tak hanya soal konflik secara fisik, Kamala Harris juga mengomentari berbagai larangan terhadap Muslim, sebuah kebijakan yang sangat kontroversial oleh Trump.

Menurutnya, diskriminasi dan kefanatikan tidak akan diberikan tempat dalam pemerintahan Biden dan Kamala Harris.

Baca Juga: Mengutip Ayat Suci Alquran, Presiden Rusia yang Beragama Kristiani Bahas soal Persahabatan Negara

Hal tersebut, lanjut Kamala Harris, akan dilakukannya bahkan di hari pertama menjabat sebagai kepala negara yang baru.

"Pada hari pertama kami menjabat, Joe dan saya akan membatalkan perjalanan Muslim non-Amerika dan larangan pengungsi dan menjadikan Amerika, sekali lagi, sebagai tujuan penyambutan bagi para imigran dan pengungsi, termasuk dengan menaikkan batas penerimaan pengungsi," pungkas Kamala Harris.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler