Ajak Warga AS Bertobat karena Menyembah Kulit Putih, Pidato Calon Senat Warnock 2016 Viral Lagi

17 November 2020, 08:05 WIB
ILUSTRASI rasisme.* /JAVIER ROBLES/PIXABAY/

PR PANGANDARAN - Pernyataan bahwa warga Amerika Serikat harus bertobat karena menyembah kulit putih sempat diutarakan calon Senat Georgia Rev Raphael Warnock pada pidatonya di tahun 2016.

Imbauan Raphael tercetus saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat usai mengalahkan Hillary Clinton.

Diberitakan New York Post, pidato itu disampaikan pada Oktober 2016 di Universitas Emory. Namun kini pidato itu digunakan kembali untuk menyerang agenda pemilihan Senat Khusus antara Warnock dan Senator Kelly Loeffler.

Baca Juga: Jangan Celupkan Jari ke Tinta! Intip 16 Aturan Baru Pilkada 2020 di Masa Pandemi untuk Pencoblos

Sehingga kata-kata itu menggema lagi di AS.

Sebelumnya, dalam pidato berjudul “How Towers Tumble” Warnock membahas Kejadian 11:4, di mana manusia ingin membangun menara yang mencapai surga karena takut tersebar di seluruh Bumi.

“Seseorang berbohong dan mengatakan kepada mereka bahwa keseragaman, kesamaan, homogenitas, adalah kunci kelangsungan hidup mereka. Seseorang berbohong dan mengatakan kepada mereka bahwa keragaman adalah ancaman bagi identitas mereka,” kata Warnock.

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan, KKP Bersinergi Membuat Peta Okupasi Sektor Kelautan dan Perikanan

Lebih lanjut, Warnock juga mengatakan bahwa Tuhan menciptakan semua manusia sama. Tuhan juga yang menentukan warna kulit setiap manusia.

Sementara itu, usai video itu viral kembali, Senator Warnock dihubungi tim newsweek untuk memberikan klarifikasi. Namun ia enggan dimintai keterangan.

Kendati begitu, juru bicara Warnock Terrence Clark mengatakan kalimat itu diambil di luar konteks, dan pernyataan tersebut dibuat tak lama setelah terpilihnya Donald Trump tahun 2016 lalu.

Baca Juga: Ukur Emosi di Wajah Jokowi Pakai Artificial Intelligence, Hasil Tunjukkan: Tak Bahagia dan Gelisah

“Khotbah ini disampaikan hanya beberapa hari setelah rilis rekaman 'Access Hollywood' dan Pendeta Warnock mengamati bahwa banyak orang telah mentolerir komentar kebencian kandidat Trump saat itu terhadap orang-orang dengan disabilitas dan komunitas yang terpinggirkan, dan hanya mengungkapkan kemarahan setelah rekaman itu keluar,

"Kelly Loeffler mengaku tidak pernah mendengar tentang rekaman 'Access Hollywood' tapi dia pasti tahu tentang politik divisi yang dia gunakan untuk berbohong tentang kata-kata dan catatan Pendeta Warnock,” tegas Clark.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler